Laksa, makanan dengan nama ini sudah saya kenal sejak kecil karena kakak dan ibu saya suka menyajikannya sebagai hidangan makan malam atau makan siang. Laksa yang saya kenal saat kecil dulu terdiri dari bihun, telur ayam rebus yang sudah dipotong jadi 4, tauge kemudian disiram dengan kuah kari yang terdapat potongan ayam dan kentang. Menikmati laksa tentu tidak perlu ditambah nasi putih, karena bihun yang menjadi bahan utama sudah mengenyangkan.
Setelah berumah tangga dan tinggal di Tangerang, laksa yang saya temui berbeda dengan yang keluarga saya hidangkan, bahan utamanya mirip bihun namun lebih besar, sebesar mie telur  namun berwarna putih, ada yang menyebutnya soba dan setelah saya tanya bahan dasar membuatnya sama dengan bihun, yaitu tepung beras.
Jenis laksa lain saya temukan saat berkunjung ke Medan beberapa hari lalu. Meskipun sama-sama bernama laksa, namun rasa dan bentuknya berbeda dari dua jenis laksa yang pernah saya cicipi sebelumnya. Bahan utama dari laksa Medan ini tetap berbahan dasar tepung beras dan berwarna putih, namun bentuk mienya lebih besar mirip mie kuning basah. Kuahnya lebih encer dibanding laksa Tangerang, dan bahan campurannya terdiri dari ikan selar yang sudah dilepas tulang, daun mint, irisian cabai, dan mentimun serta bunga kencong.
Dari sisi rasa, laksa Medan cenderung mirip seperti tom yam karena rasanya yang agak asam, dan saat disajikan dapat ditambah jeruk nipis agar terasa lebih segar. Laksa Medan ini berada di jalan Yose Rizal, kota Medan dan selain laksa tersedia juga menu lain seperti emie dan kue-kue.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H