[caption id="attachment_367126" align="aligncenter" width="450" caption="shutterstock.com"][/caption]
Perubahan status dari siswa menjadi mahasiswa tentu merupakan sebuah kebanggaan, karena kita tidak perlu lagi memakai seragam putih abu-abuuntuk mengikuti kegiatan belajar mengajar. Selain itu, jam belajar di kelas tidak lagi sepadat saat sekolah dulu, dalam satu minggu kita bisa memiliki 1-2 hari liburkuliah.
Waktu luang yang cukup banyak seringkali dimanfaatkan mahasiswa untuk mengikuti berbagai kegiatan, baik yang ada di lingkungan kampus maupun yang ada diluar kampus. Bagi mahasiswa mandiri, waktu luang dipakai untuk mencari penghasilan guna menambah uang saku bulanan atau bahkan untuk membiayai kuliahnya sendiri.
Dengan banyaknya kegiatan, terkadang mahasiswa lupa bahwa tugas utamanya adalah belajar dan menyelesaikan kuliah dengan baik, terutama bagi anak perantau yang jauh dari orang tua.Mereka akan mulai panik saat memasuki masa ujian, terutama mahasiswa semester satu dan dua.
Bila tinggal di kost yang terdiri dari sesama mahasiswa dari kampus yang sama, suasana menjelang dan masa ujian akan terlihat menegangkan. Semua sibuk dengan buku masing-masing hingga menjelang dini hari.
Yang menarik adalah kita akan melihat terdapat gelas berisi kopi di meja masing-masing meskipun hari sudah gelap. Bahkan bagi mahasiswa yang dulunya tidak memiliki kebiasaan minum kopi, akan terbawa untuk menyeduh kopi bila melihat teman di sebelahnya meminum kopi.
Kopi dijadikan teman belajar mahasiswa karena mereka berharap setelah minum kopi akan tetap terjaga dan menyelesaikan materi ujian untuk esok hari.
Bagi yang tidak terbiasa minum kopi, mungkin kopi akan memberikan efek tidak ngantuk, namun bagi yang sudah terbiasa minum kopi, seperti saya, tampaknya kopi hanya menjadi sebuah sugesti untuk menambah keyakinan diri saat belajar.
Kopi yang saya minum saat mahasiswa dulu adalah kopi yang saya bawa dari rumah, kopi tersebut saya ambil dari tempat penggilingan kopi warisan ayah yang kemudian dikelola oleh kakak saya. Biji kopi didatangkan langsung dari Lampung, kami tinggal mengolah hingga menjadi bubuk kopi dan menjualnya.
Menikmati kopi hitam baru saya lakukan saat telah menjadi mahasiswa, karena saat di rumah ibu saya menyediakan kopi yang sudah dicampur susu. Meskipun dicampur susu, bagi yang meminumnya setiap hari, kopi akan tetap menjadi candu. Tubuh seolah mengetahui bahwa ada yang hilang saat kita tidak mengkonsumsi kopi, dan akan menunjukan reaksi seperti sakit kepala.
Saat ini tidak ada survey yang menunjukan bahwa menjadikan kopi sebagai teman belajar akan menghasilkan nilai ujian yang baik, namun bila dengan menikmati kopi menjadikan suasana belajar menjadi lebih baik dan lebih percaya diri, maka tidak ada salahnya menjadikan kopi menjadi teman belajar, asal tidak berlebihan porsinya.
Bagi mahasiswa yang tidak terbiasa meminum kopi, sebaiknya berhati-hati bila ingin menjadikan kopi teman belajar, karena bila tubuh tidak dapat menerima efek kafein yang terkandung dalam kopi, maka kopi akan menjadi penyebab kita tidak dapat belajar dan kemungkinan terburuk kita tidak dapat mengikuti ujian karena mengalami gangguan lambung, gangguan jantung dan sejumlah dampak lain yang disebabkan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H