Saya merasa beruntung karena memiliki kesempatan untuk menjadi Ibu yang full time berada di rumah saat anak saya yang kecil masih di Sekolah Dasar. kesempatan yang tidak saya dapatkan saat sulung saya duduk di sekolah yang sama, karena saat itu saya masih bekerja di sebuah perusahaan.
Saat sulung saya masih di SD, saya hanya bisa menerima laporan dari pengasuh apa yang terjadi di hari itu dan bertanya pada anak saya setelah pulang kerja. Bila harus lembur, maka saya hanya bisa mendapat laporan dari pengasuh dan melihat buku agenda serta buku sekolahnya, karena si anak sudah tidur.
Beruntung sulung saya tergolong anak yang baik-baik saja, tidak ada laporan dari guru ataupun dari pengasuh bahwa ia bermasalah di sekolah.
Berbeda dengan si sulung, anak saya yang kedua cukup unik, sehingga tidak aneh kalau saya cukup sering mendapat laporan guru  mengenai tingkahlakunya.
Saat kelas satu SD, anak saya disebut ketua genk berisik, karena Ia mampu mengumpulkan teman-temannya yang laki-laki untuk ngobrol di kelas, dan itu bisa terjadi saat pelajaran masih berlangsung.
Menurut ibu guru, dia  cepat-cepat mengumpulkan tugasnya, setelah itu  menghampiri meja temannya untuk bercerita tentang apa saj yang kemudian diikuti teman-temannya yang lain.
Saat kelas 2, dengan wali kelas yang sama, anak saya ditunjuk menjadi ketua kelas, dengan harapan bisa memberi tanggung jawab untuk mengatur teman-temannya. Namun kenyataannya,  menjadi ketua kelas sepertinya tidak terlalu  banyak membuatnya berubah menjadi anak yang penurut di kelas.
Dalam hal pelajaran, anak saya ini tidak bermasalah, nilainya selalu diatas rata-rata, sehingga bagi saya yang terpenting adalah mengetahui prilakunya saat di sekolah.
Cara paling efektif mengetahui tingkah laku anak saya disekolah adalah mendengar cerita dari teman-teman sekelasnya.
Agar teman-teman anak saya ini mau bercerita, maka saya harus berkenalan dengan mereka terlebih dahulu. Awal pengenalan saya memperhatikan siapa saja yang menjadi temen sekelasnya, dan satu per satu saya tanyakan kepada anak saya siapa nama mereka.
Kemudian setiap menjemput pulang sekolah saya menunggu di depan gerbang, menyapa sambil bertanya apakah anak saya sudah keluar.