Dulu saya hanya senang membaca tulisan tulisan Kompasioner di Kompasiana, tidak ada sedikit pun niat untuk membuat tulisan. Kemudian lama kelamaan, ketika saya merasa bosan dengan rutinitas yang saya jalani, apalagi kondisi pekerjaan saya sekarang jauh berbeda dengan pekerjaan saya sebelumnya, maka saya memutuskan untuk membuka akun di Kompasiana.
Tujuansaya menulis awalnya karena saya hanya ingin melatih otak saya untuk tetap dapat mencerna apa yang saya pikirkan dan ingin saya jelaskan kepada orang lain, agar dapat dituangkandalam rangkaian kata kata, yang jelas dan yang mudah di pahami, sehingga isi dari apa yang saya ingin sampaikan sama dengan yang diterima oleh yang membaca.
Saat saya bekerja di perusahaan asuransi, pekerjaan saya tidak hanya terbatas pada seleksi risiko tetapi lebih banyak menanggapi keluhan dan komplain dari pihak Marketing yang berhubungan dengan pengajuan aplikasi nasabahnya, baik lisan maupun tulisan.Tidak sedikit saya menerima email yang isinya curahan emosi seorang agen yang harus kehilangan komisi sekian puluh juta karena pengajuan aplikasinya di tolak. Buat saya, menanggapi kondisi seperti itu melalui tulisan lebih mudah daripada menanggapi melalui telepon/lisan, kalau lisan pasti tidak ada kesempatan untuk menjelaskan dengan baik. Sebuah tulisan emosi tidak perlu ditanggapi dengan emosi, tetapi dengan tutur bahasa yang baik, dengan penjelasan yang rinci dan disertai kronologis yang jelas, ditambah dengan kemampuan menterjemahkan bahasa medis/bahasa asuransi ke dalam bahasa awam yang mudah di mengertidapat membuat orang yang tadinya emosi menjadi lebih bersahabat. Sehingga, bila ada kasus lainnya, cara agen tersebut menanyakan juga bisa lebih sopan.
Menulis diKompasiana memang jauhberbeda dengan menjawab atau menanggapi suatu pertanyaan melalui email. Awal awal saya menulis tidak pernah terpikir untuk menulis sebuah tulisan yang bisa bermanfaat buat yang membacanya, hanya sekedar menuliskan isi hati, atau tepatnya menulis apa yang saya ingin tulis saja, seadanya.Tidak pernah terpikir tulisan saya bisa HL atau terekomendasi, saya pikir, itu jatahnya para Kompasioner handal dan senior.
Sampai suatu hari, tiba tiba ada seorang Kompasioner yang mengajak saya Kolaborasi menulis cerpen, langsung saya jawab ‘ rugi loh ngajak saya, saya khan ngak bisa nulis, namanya juga lagi belajar’, tapi jawaban Kompasioner ini ‘ ngak bisa digabung sama ngak bisa khan bisa jadi bisa, namanya juga sama sama belajar’. Sebelum saya menyanggupi, saya melihat tulisan tulisannya, saya berpikir sepertinya saya bisa belajar banyak darinya, akhirnya saya pun menyanggupi dan selesai juga cerpen. Di akhir menulis, lagi Kompasioner baik hati ini bilang ‘ Mba, sebelum 3 bulan di Kompasiana, tulisanmu harus ada yang HL ya’. Saya pun langsung protes dan langsung menjelaskan alasan saya gabung di Kompasiana. Kemudian Beliau mengatakan, saya yakin kamu mampu, modalnya menulis baik khan modalnya cuma 5W (Who, What, Why, When, Where) +1H (How), cari topik yang inspiratif, yang kita kuasai dan bisa bermanfaat buat yang membacanya. Karena tidak mau mengecewakan saya pun menyanggupi dengan embel embel “ ngak janji ya”.Dua hari kemudian, saya mulai menulis topik serius , topic yang saya kuasai, saya cari nara sumber langsung, saya cari referensi yang menunjang tulisan saya untuk memenuhi 5W + 1 H tersebut, tulisan saya yang berjudul, Jason, Bocah yang Survive dari Retinoblastoma (admin mengubah judul menjadi Bertahan Hidup) akhirnya HL.
Sejak saat itu saya jadi mengerti bagaimana cara menulis yang baik, HL atau tidak, terekomendasi atau tidak, tetap bukan tujan saya menulis, tetapi menghasilkan suatu tulisan yang bermanfaat bagi yang membaca, atau bisa menyampaikan apa yang menurut saya baik adalah tujuan saya saat ini.
Saya tidak akan pernah mengubah profil saya yang menulis “ Lagi Belajar….” Karena buat saya hidup ini adalah belajar …, alangkah baiknya bila di Kompasiana ini banyak para Kompasioner senior yang memiliki kebaikan hati untuk membagikan ilmunya, mensupport para Kompasioner pemula seperti saya untuk menjadi penulis yang lebih baik.
Buat Kompasioner yang baik hatinya, terima kasih banyak yah...
sumber gambar disini
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H