[caption id="attachment_187945" align="aligncenter" width="300" caption="ilustrasi: Shutterstock"][/caption]
Namaku Wati, usiaku 20 tahun, aku bekerja di sebuah Pabrik Minuman Ringan di Jakarta sebagai administrasi gudang. Aku memperoleh pekerjaan ini berkat kemurahan hati Pak Pras, seorang pria paruh baya, yang tidak pernah kukenal sebelumnya.
Perkenalanku dengannya berawal di sebuah Restoran, waktu itu, aku yang baru saja datang dari kampung usai menamatkan sekolah SMA dan hendak melamar pekerjaan di restoran tersebut. Mungkin karena sempat mendengar perdebatan antara manajer restoran dan pemilik Restoran, soal penerimaan karyawan, membuat Pak Pras kasihan padaku.
“ Dik..... sini Dik ..... “ Ia memanggilku.
“ maaf Pak, Bapak memanggil saya?” jawab ku
“ Iya.... Nama saya Pras, nama Adik siapa?
“ Nama saya Wati , Pak?”
“Adik sedang mencari pekerjaaan? “
“ betul Pak, tadi sebenarnya saya sudah diterima oleh manajer restoran tersebut sebagai kasir, tetapi ternyata pemilik restoran sudah terlebih dulu menerima orang lain sebagai karyawan tanpa konfirmasi kepada manajer tersebut, sehingga penerimaan saya sebagai karyawan di batalkan”
“oh begitu, boleh lihat surat lamaran kerja yang ada ditanganmu itu? Tanya laki laki paruh baya ini
“ Ini Pak silahkan” kataku sambil menyerahkannya.