Pertama kali menginjakkan kaki di Propinsi Sumatera Utara, kami disambut dengan ulos yaitu kain khas yang digunakan masyarakat Batak. Sebagai wisatawan, mendapat sambutan dengan dikenakannya kain khas kebanggaan masyarakat setempat tentu membangkitkan rasa bangga pada diri sendiri karena hal ini menjadi simbol bahwa kedatangan kami disambut dengan baik.
Perjalanan kami menelurusi Danau Toba dimulai dari Bandara Silangit, kemudian berkunjung ke TB Silalahi Center, dilanjutkan menggunakan kapal feri menyusuri keindahan Danau Toba menuju Pulau Samosir
Danau yang luasnya seperti lautan dan dengan kedalaman lebih dari 500 meter tampak tenang dan merasa aman saat menyusurinya, ditambah dengan pesona keindahan alam dengan deretan pengunungan dan pepohonan sangat menyegarkan mata dan menyejukkan jiwa.
Berwisata di Danau Toba bukan hanya sekedar dapat memanjakan mata namun juga dapat menambah pengetahuan tentang sejarah dan budaya bangsa terutama budaya suku Batak.
Lokasi budaya pertama yang kami kunjungi adalah Huta Siallagan di Kabupaten Samosir. Berbeda dengan objek wisata budaya di daerah lain, di sini wisatawan  yang masuk akan diperlakukan seolah menjadi tamu raja. Kami seolah diajak kembali ke masa pemerintahan raja Siallagan kira-kira 300 tahun yang lampau.
Mengenakan Ulos dan Menari Tortor
Karena dianggap sebagai tamu raja, wisatawan akan disambut dengan diberikan ulos beserta ikat kepalanya kemudian diajak menari bersama boneka sigale-gale.