[caption caption="official Video Pamit-Tulus"][/caption]
Minggu ketiga : terinspirasi lagu
Â
“Kangen kamu."
Sebuah pesan dari nomor yang sudah tidak ada lagi  di daftar kontak namun masih ku hafal pemiliknya.
Hati yang sudah tertata mulai berantakan lagi, rasa rindu mulai menggunting helai demi helai barisan kecewa yang mendasari keputusanku meninggalkannya.
"Jangan bilang itu lagi, aku udah mulai move-on" balasku.
"Jangan gitu donk yank, maafin aku ya."
"Tapi aku gak bisa kalau kamu gitu terus. Kamu berubah gak kayak dulu lagi."
"I'll do my best sayang, jangan pergi ya."
Hatiku luluh, move-on seminggu gagal hanya dalam beberapa menit, dan ini terjadi bukan untuk pertama kalinya.
--
Dua minggu kemudian,
"Tuh khan, mulai lagi, chat gak dibalas, padahal dari tadi online terus."
Tidak ada balasan hingga tengah malam,
"Maaf yank, aku sibuk, genk ngumpul maksa aku ikut nongkrong di cafe."
"Jadi, hari ini bisa ketemu mama?"
"Duuh maaf yank, aku mau ke Kampung Naga, bareng sama anak-anak motor."
"Ok deh, sepertinya kita gak mungkin bisa kayak dulu. Aku pamit, jaga diri baik-baik, dan jangan hubungi aku lagi."
Pesan terkirim dan nomor ponsel itu kini kuhapus lagi.
--
Satu minggu kemudian,
"Aku kangen." pesan dari nomor yang telah kuhapus
"Bodo, emang gue pikirin." pesan balasan yang tak pernah terkirim.
--
terinsiprasi lagi Pamit - Tulus
[caption caption="sumber RTC "]
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H