Mohon tunggu...
Ariyani Na
Ariyani Na Mohon Tunggu... Wiraswasta - ibu rumah tangga

Hidup tidak selalu harus sesuai dengan yang kita inginkan ... Follow me on twitter : @Ariyani12

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Artikel Utama

Yuk, Mulai Belanja Cantik Tanpa Kantong Plastik

23 Februari 2016   10:31 Diperbarui: 24 Februari 2016   18:54 923
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption caption="Ilustrasi - belanja di supermarket (Shutterstock)"][/caption]Gambar di bawah adalah foto belanja cantik milik saya, alias belanja tanpa kantong plastik, tepat di hari pertama diberlakukannya kantong plastik berbayar di sejumlah pusat belanja yang tergabung dalam Aprindo (Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia).

Saat mulai memasuki pusat belanja, pemberitahuan mengenai mulai diberlakukan ketentuan kantong plastik berbayar sudah terdengar. Selain menyebutkan harga satu kantong plastik Rp200,- pihak pusat belanja juga menginformasikan bahwa hasil penjualan kantong plastik tersebut seluruhnya akan disumbangkan.

Tujuan menginformasikan hasil penjualan yang akan disumbangkan tentu karena pihak pusat belanja ingin memberi tahu pengujung bahwa pihaknya sama sekali tidak mengambil keuntungan dari ketentuan ini, namun hanya ingin ikut berpartisipasi dalam upaya mengurangi jumlah sampah kantong plastik. Nilai dua ratus rupiah bukan nilai yang besar, apalagi tujuannya untuk disumbangkan, tentu saya akan rela membayar dengan harga tersebut berapa pun jumlahnya. Namun, hal itu tidak saya lakukan mengingat tujuan dari diberlakukan ketentuan ini untuk kelestarian lingkungan.

Karena tujuan awal saya ke luar rumah bukan untuk berbelanja dan tidak mengetahui akan diberlakukannya ketentuan kantong plastik berbayar, tidak ada persiapan bagi saya untuk membawa kantong plastik bekas dari rumah atau membawa tas nonplastik, sehingga saat tiba di kasir saya pun mulai melakukan percakapan, sebagai berikut:

Saya: Hari ini berlaku kantong plastik berbayar ya, Mbak?
Kasir : Iya Bu, tapi tenang Bu, kami akan sediakan kardus bekas atau Ibu bisa membeli kantong belanja kami seharga lima belas ribu rupiah (sambil menunjuk tas berwarna hijau berbahan dasar kain).
Saya: Ok deh, gak usah pake kantong plastik, belanjaannya masukin ke container (yang akan saya beli), sisanya masukin ke kardus aja.

Dan hari itu saya berhasil melakukan belanja cantik.

[caption caption="foto milik pribadi"]

[/caption]Belanja tanpa kantong plastik sudah lama berlaku di pusat belanja grosir, bahkan di sana kita harus mengambil sendiri kardus bekas bila ingin belanjaan kita dikemas, jadi bagi yang pernah berbelanja di pusat belanja grosir tidak akan merasa kaget dengan diberlakukannya ketentuan Ini.

Bila kita perhatikan, kantong-kantong plastik dari tempat belanja modern umumnya tidak akan langsung dibuang saat tiba di rumah. Banyak ibu rumah tangga yang menggunakannya sebagai alas tempat sampah karena ukurannya yang lumayan besar, dan itu bisa dimanfaatkan berkali-kali bila sampah tergolong kering karena bisa dituang ke tong sampah dan ditutup. Yang sering kali menjadi sampah atau langsung dibuang justru kantong plastik dari belanja di pasar tradisional atau toko/warung atau dari penjaja makanan, yang umumnya berukuran kecil dan atau tipis, serta basah dan kotor.

Tingginya penggunaan kantong plastik beberapa tahun belakangan ini disebabkan:

Berkurangnya Koran Bekas

Menurunnya minat masyarakat untuk membeli koran, tabloid atau media cetak lain, dan lebih senang membaca media online, berpengaruh dengan menurunnya ketersediaan koran bekas di pasaran sehingga pedagang memilih menggunakan kantong plastik yang mudah didapat daripada koran bekas.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun