Mohon tunggu...
Ariyani Na
Ariyani Na Mohon Tunggu... Wiraswasta - ibu rumah tangga

Hidup tidak selalu harus sesuai dengan yang kita inginkan ... Follow me on twitter : @Ariyani12

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Potret Tetangga Masa Kini

16 Mei 2015   13:39 Diperbarui: 17 Juni 2015   06:55 760
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kasus AD yang harus tinggal di luar rumah dan keempat saudara kandung lainnya yang ditelantarkan oleh orang tuanya sejenak mengundang tanya dimana peran Ketua RT maupun Ketua RW dilingkungan tempat keluarga ini tinggal? Bukankah selama satu bulan, AD kerap dirawat oleh satpam yang bertugas di komplek perumahan tersebut?

Selain tidak berfungsinya peran Ketua RT maupun Ketua RW, tentu kita juga bertanya dimana peran tetangga keluarga tersebut? Mengapa kejadian tersebut tidak dilaporkan sejak awal sehingga tidak harus menunggu satu bulan berada diluar rumah.

Melihat lokasi tempat tinggal keluarga ini, tidaklah mengherankan bila hal ini terjadi, karena saat ini sepertinya jabatan ketua RT maupun RW untuk wilayah perumahan mewah sepertinya hanya formalitas.

Di lingkungan perumahan mewah, peran RT ataupun RW saat ini sepertinya digantikan oleh satpam, yang seharusnya hanya bertugas menjaga keamanan. Warga lebih mengenal satpam dari pada ketua RT ataupun Ketua RW-nya.

Bila dulu kita mengenal tamu harap lapor 1x24 jam, saat ini mungkin tidak ada lagi yang memberlakukan aturan tersebut, sehingga tidak heran bila sebuah rumah dapat beralih fungsi menjadi tempat prostitusi, tempat judi ataupun tempat produksi narkoba, karena ketua RT ataupun ketua RW tidak pernah mengetahui siapa saja warga yang ada dibawah tanggung jawabnya dan apa saja kegiatan yang dilakukan.

Jangankan untuk melakukan kegiatan bersama antar warga dalam satu lingkungan, untuk saling mengenal pun rasanya tidak dapat dilakukan.Warga yang tinggal di perumahan mewah kebanyakan terdiri dari orang-orang yang sibuk, yang hanya ada di rumah saat malam hari, sehingga tidak aneh bila mereka tidak mengenal satu sama lain.ART yang bekerja disanapun ikut dilarang keluar rumah sehingga mereka benar-benar hidup masing-masing, dan tidak lagi mengenal kehidupan bertetangga.

Selain itu, karena merasa sudah sibuk dengan urusan pribadi, ada kemungkinan muncul kekhawatiran akan ditambah kesibukannya bila mengurus dan melapor kasus AD, sehingga mereka cenderung menyerahkan kasus ini kepada satpam meskipun mungkin ada juga yang membantu memberi AD makanan dan minuman.

Potret kehidupan bertetangga perumahan mewah ini tentu berbeda dengan kehidupan di perumahan sederhana. Di perumahan sederhana, tentu masih kita temui interaksi antar tetangga, bahkan kegiatan memperingati acara tertentu pun masih kerap dilakukan, meskipun bila dibandingkan dengan kehidupan bertetangga di pedesaan sudah jauh berbeda. Bila kita berkunjung ke pedesaan atau kampung terpencil, kita akan dengan mudah mencari seseorang hanya dengan menyebut nama dan ciri-cirinya.

Sejatinya tetangga adalah keluarga yang paling dekat dengan kita, karena bila ada kejadian buruk yang menimpa kita, tetangga adalah pihak yang paling dekat dan paling dulu dapat kita minta bantuan, seperti yang pernah saya alami dan pernah saya ceritakan disini.

Semoga kita dapat menjaga hubungan baik dengan tetangga sekitar kita.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun