Mohon tunggu...
Arya Pena
Arya Pena Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Apa yang aku tulis hanyalah tulisan dari apa yang aku dengar dan pikirkan. Bukan berarti aku,dia atau mereka. *Itu saja*

Selanjutnya

Tutup

Dongeng

Kisah Seniman Alam

7 November 2013   17:57 Diperbarui: 24 Juni 2015   05:28 71
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Senja mulai datang menghampiri,dan hujan pun turun membasahi hening nya malam. Dingin,sepi dari kehidupan manusia. Hanya terdengar suara rintikan air yang jatuh dari langit. Tak helak suara katak di luar sana ikut andil dalam meramaikan malam ini. Atau mungkin hanya sekedar menghibur kesepian yang saat ini mendera ku. Tak ada aktifitas manusia di luar sana,mungkin para petani itu sedang termenung sambil memandang ke luar rumah. Seolah menghitung rintikan air hujan yang masih saja turun,atau mungkin mereka sedang berbicara pada tiap tetes air hujan itu. Menyampaikan isi hati,meluapkan emosi atas kejam nya kehidupan yang selalu dan terus menaungi hari-harinya. Tetapi apakah mungkin suara hati mereka di dengar? Tidak, karena air hujan itu juga sedang mengeluh karena tidak bisa menginspirasi mereka yang selalu termenung. Petani yang malang... Masa panen yang seharusnya di rayakan dengan kebahagiaan,dengan kegembiraan,dengan penuh harapan,seketika hilang semangat se sa’at setelah mereka tau bahwa semua hasil panen mereka tidak laku di pasaran. Karena pemerintah yang egois import barang dari luar. Dan tengkulak hanya membeli hasil panen dengan harga murah. Mereka tak punya pilihan selain berpasrah pada para tengkulak itu,karena di rumah anak dan istri sudah menunggu. Ya inilah kenyataan yang harus di hadapi para petani sekarang. Kebutuhan hidup yang melonjak tak seimbang dengan hasil panen yang di dapat.

Petani yang malang,,,Mungkin dunia kejam bagi anda,tapi tidak bagi mereka para penikmat karyamu. Aku tau anda bersedih,aku tau anda kecewa, tapi aku juga tau anda seorang pen syukur nikmat Tuhan. Karena rasa syukur mu yang membuat tetap bertahan. Sampai sekarang dan sampai titik lelah mu mulai menjamah. Demi hidupmu,dia dan mereka yang terus berharap akan karya-karya mu. Tetap lah semangat menjalani hidup ini wahai seniman alam,aku akan terus bangga mempunyai inspirator seperti anda. Tetap lah berkarya untuk mereka yang membutuhkan.
Sudah satu jam aku menulis di sini,dan hujan pun masih tetap turun seolah belum puas mendinginkan malam ku. Aku pun belum bosan menekan papan ketik ku,meluapkan inspirasi yang aku dapat dari melihat seorang seniman alam tadi sore. Para seniman alam yang tak pernah menyerah berkarya. Dan aku pun ingin seperti mereka yang tak pernah puas untuk ber karya. Ya,mungkin karya dari tulisan-tulisan ini yang bisa aku kerjakan saat ini... Mungkin tidak lelah seperti mereka,atau mungkin rasa capek nya berbeda dengan yang dirasakan mereka. Aku hanya manusia yang hobi nulis,aku hanya manusia yang hobi mencari inspirasi dari apa yang aku lihat dan rasakan dari kehidupan ini. Karena buat ku,bisa berbagi pengalaman tentang hidup itu menyenangkan. Bisa menjadi inspirasi bagi orang lain itu harapan yang membanggakan. Tapi menulis bukanlah cita-cita ku,ini hanya hoby. Pengisi waktu luang di sela-sela kebosanan dan pelepas lelah ku di luar jam kerja ku sebagai penjaja budaya. Dan menurut ku ini hobi yang menyenangkan,hobi yang bisa memuaskan hati karena bisa melepas semua penat yang mengganjal dengan sebuah tulisan. Terima kasih Tuhan atas hidup ini...
Dan waktu pun semakin larut,mata ku pun semakin meredup. Sudah saat nya ku hentikan jari-jari ini dalam menekan papan ketik ku. Karena esok pagi aku harus bekerja dan mencari inspirasi lain untuk tulisan-tulisan ku. Atau mungkin besok aku akan kembali ke ladang untuk bertemu para seniman alam itu lagi. Untuk meminta berita selanjut nya,agar aku bisa melanjutkan cerita tentang mereka. Cerita tentang seniman alam yang tak seharus nya mereka menderita. Semoga dengan tulisan ini bisa menjadi pembahasan bagi pembaca yang peduli pada para seniman alam Indonesia. Menjadi pertimbangan bagi para pemerintah untuk lebih peduli pada mereka. Sekian...

Mohon tunggu...

Lihat Dongeng Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun