di sepanjang halte-halte yang sepi
aku memanggil namamu.
suara-suara kecilku terbentur ke dalam kesia-siaan.
suara-suara besarku terselubung ke dalam kantong celana dan rahasia.
Â
mengapa kaumenjauh:
memilih diam. memilih ruang sunyi.
Â
mengapa kaumasih ingin
memanjat keheningan di matamu sendiri?
Â
tidakkah kau tahu:
orang-orang kecil adalah masalah besar.
orang-orang besar adalah masalah kecil.
Â
tidak selamanya kita tidak akan memahami:
mengapa matamu dan mataku selalu jatuh ke dalam tatap yang kerdil.
mengapa yang di kerdilkan selalu yang tidak punya status sosial yang tinggi.
Â
barangkali keadilan di matamu-di mataku seperti pot bunga di taman kota:
yang paling mekar di sanjung dengan seluruh undang-undang dan
yang layu dipercumakan.
Â
tidak ada yang bisa kujangkau,
sempurnahlah ketidakadilan.
Â
Ariyadi Rusdi
Makassar, 2021
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H