TAHAPAN Pilkada Lampung resmi mencapai babak akhir. Sebuah perjalanan panjang yang dimulai dengan berbagai dinamika politik hingga akhirnya bermuara pada penyerahan hasil penetapan gubernur dan wakil gubernur terpilih periode 2025-2030.
Di gedung DPRD Lampung, Jumat (10/01/2025), suasana berbeda terasa. Komisi Pemilihan Umum (KPU) Lampung menyerahkan dokumen penting: berita acara dan hasil penetapan pemimpin baru Lampung. Ketua DPRD Lampung, Ahmad Giri Akbar, bersama Wakil Ketua Maulidah Zauroh, menerima dokumen tersebut. Momentum ini menandai tuntasnya tugas KPU dalam melaksanakan tahapan Pilkada.
Ketua KPU Lampung, Erwan Bustami, berbicara singkat namun tegas. "Dengan penyerahan berita acara dan hasil penetapan ini, tugas kami telah selesai," ujarnya. Sebuah pernyataan yang sederhana, tetapi menyimpan makna mendalam---penyelesaian sebuah proses demokrasi yang tidak hanya melibatkan prosedur, tetapi juga kepercayaan masyarakat.
Tahapan berikutnya kini berada di tangan DPRD. Dalam lima hari ke depan, mereka bertanggung jawab meneruskan hasil ini kepada Presiden melalui Kementerian Dalam Negeri. Sebuah tugas administratif, tetapi menjadi jembatan menuju pelantikan resmi pemimpin yang akan membawa Lampung lima tahun ke depan.
Namun, cerita demokrasi tidak hanya berhenti pada dokumen dan prosedur. Apa yang sebenarnya terjadi di balik perjalanan panjang ini? Ada harapan, kekecewaan, dan mungkin juga pertanyaan. Apakah proses ini sudah sepenuhnya mewakili suara rakyat? Atau masih ada yang merasa terpinggirkan?
Di tengah riuh rendah perpolitikan lokal, momen ini adalah pengingat bahwa demokrasi bukan hanya tentang siapa yang menang. Lebih dari itu, ini adalah tentang bagaimana sebuah sistem tetap berjalan dalam kerangka aturan dan keadilan.
Lampung kini menanti babak baru. Tahapan Pilkada selesai, tetapi perjalanan memimpin daerah ini baru akan dimulai. Semoga pemimpin terpilih tidak hanya membawa kemenangan politik, tetapi juga kemenangan rakyat.
Demokrasi telah menunjukkan wajahnya di Lampung. Kini, kita menunggu, akankah wajah itu terus tersenyum untuk semua?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H