[caption caption="Arif Suhaimi, SHI [Sekretaris DKW Garda Bangsa Lampung]"][/caption]**Perangi Politik Uang, Ciptakan Pilkada Berkualitas
PEMIMPIN yang baik tidak akan pernah terlahir di tangan para pemilih yang permisif terhadap politik uang.
Sepakat dengan kalimat diatas, Sekretaris Dewan Koordinator Wilayah (DKW) Garda Bangsa Lampung, Arif Suhaimi bertekat untuk semaksimal mungkin menekan arus politik uang dalam Pilkada serentak di 8 kabupaten/kota di Lampung.
Untuk itu, organisasi kepemudaan sayap Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) terus mensosialisasikan anti politik uang dengan memberikan pendidikan politik pada masyarakat. "Ya, kita akan beruhasa keras menekan arus politik uang ini. Ini bahaya! Masyarakat kita harus diberi pemahaman," kata Arif, kala itu.
Menurut Arif, dalam setiap pemilu masyarakat harus waspada dalam memberikan hak suara. Jangan sampai memilih pemimpin hanya karena iming-iming uang. Masyarakat sudah harus berpikir jangka panjang, terutama terkait kemajuan pembangunan di daerahnya masing-masing.
”Selama ini masyarakat hanya bisa mengeluh terkait buruknya kwalitas pembangunan, tapi saat pemilu masyarakat juga yang sibuk menjual suara. Ini harus dirubah. Masyarakat harus janji penentu bagi kemajuan daerahnya dengan menentukan pilihan dengan benar,” kata pria yang aktif di dunia pergerakan ini, kemarin.
Oleh karena itu, kata dia, masyarakat harus bersatu untuk memilih yang punya ideologi, bukan yang sibuk memperkaya diri. ”Masyarakat jangan mau diberi upeti, karena satu saat yang memberi itu akan mencuri,” ujarnya.
Politik uang, lanjutnya, adalah sebuah kejahatan serius dalam demokrasi yang harus diperangi oleh seluruh pihak. Membiarkan terjadinya politik uang dalam pilkada sama hal-nya dengan menerima lahirnya seorang pemimpin korup.
”Seluruh stakeholder harus bersatu untuk menyukseskan pemilu. Saya sepakat dengan teman-teman saya yang saat ini terus mengkapanyekan anti politik uang dengan pemutaran film Nomor Piro Wani Piro (NPWP) di Metro. Karenannya, Garda Bangsa juga akan melakukan hal serupa dengan metode lain,” paparnya.
Sejauh ini, tambah Arif, pihaknya telah melakukan banyak hal dalam konteks penyadaran terhadap masyarakat. ”Minimal kami menyambangi masyarakat dari rumah kerumah dan menyampaikan bahaya politik uang. Saya sepakat dengan ungkapan ‘Ambil Uangnya Jangan Pilih Orangnya’, tapi alangkah baiknya jika masyarakat kita berani menolak mentah-mentah calon yang mengandalkan kekuatan uang,” pungkasnya. (*)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H