Mohon tunggu...
Ari Wijaya
Ari Wijaya Mohon Tunggu... -

Mahasiswa PBSI UNY 2010

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Hidup Tak Harus Formal

4 April 2012   21:58 Diperbarui: 25 Juni 2015   07:02 81
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Adala seorang anak kecil
Duduk mencium lutut sendirian
Melihat kawan kawannya berangkat menyongsong buku
Hatinya menangis aganya menggeram

Terusap peluh rindu
Belaian orang tua yang sekejap
Terngat akan lembaran-lembaran pengganti makan
Kan dicari sampai raga hilang

Hanya seuntai mimpi indah
Berjalan-jalan melintas khayalan
Untuk mencoba bakti pada negri ini
Namun apa daya dia tak tertidur

Tanggannya bergerak seraya mesin
Tak tahu kapan harus mengisi daya
Teringat akan jeritan isak tangis keluarga
kaki terlukapun takan terasa

Janganlah menangis gadis kecil
Tuhan takan setega itu padamu
Mungkin itu hanya cobaan dunia
Cobaan untuk menjadi diri

Tak semua memang indah terasa
Tak semua harus formal untukmu
Namun dari semua nasihat
Pengalamanlah yang akan menguatkanmu

Hati merindu kepala terisi
Namun apa daya tangan tak sampai
Derita keluarga menyertai
Derita hati ingin mencari arti

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun