Mohon tunggu...
Ari Widya Nugraheni
Ari Widya Nugraheni Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Seorang mahasiswi yang yang tengah mengasah ilmu di fak Psikologi utk berdedikasi mengimplementasikan ilmu yg dimiliki\r\n

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Oppa, Saranghae!

28 Agustus 2013   10:39 Diperbarui: 24 Juni 2015   08:42 273
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Hari ini aku memasak cumi yang kubeli dari kawanku tadi. Aku memakai dapur kos yang memang bebas digunakan oleh penghuni kos tempatku. Bau harum menyelimuti masakan cumiku yang sudah matang. Ah yah, dia kan suka cumi.. Aku akan membawakan untuknya. Toh aku juga nggak bakal habis makan cumi-cumi ini sendiri. Aku tersenyum-senyum sendiri membayangkan dia bakal girang menerima cumi masakanku.

“Wew, apaan tuh? Kita nggak dijatah nih?” tanya Pritatemen kosku yang paling doyan dengan makanan saat melihatku membawa rantang melewati ruang TV.

“ Cumi. Di meja ada kok. Habisin aja!” kataku sambil berlalu.

Aku berjalan kaki menyusuri kompleks kos-kosan. Sampai di depan pintu sebuah kos-kosan putra aku berhenti. Kuketuk pelan pintunya. Ini bukan pertama kalinya aku ke sini. Bahkan kadang menjadi kunjungan rutinku ke tempat dia berada. Awalnya aku agak risih dan agak takut setiap kali ke sini, tapi lama-lama aku sudah terbiasa. Penghuni kos-kosan yang rata-rata adalah anak kuliahan di sini rata-rata baik kepadaku. Mereka sudah menganggapku seperti adik, seperti Kak Finn.

“Eh Valin, Masuuk… Finn lagi di dalem tuh !”

Aku membalas dengan senyuman. Yak, mereka penghuni kos-kosan ini pun sudah sangat akrab denganku yang juga sebagai penghuni kos-kosan wanita di kompleks sebelah.

Aku masuk perlahan. Ruang pertama adalah ruangan tivi. Aku menyapa mereka yang sedang nonton tivi dengan anggukan ringan. Aku menuju ke ruangan sebelahnya yang tak terkunci. Ini adalah kamar yang terletak paling luar, disinilah tujuanku.

“Hi, oppa. Ini Val bawain cumi kesukaan Oppa. Val masak sendiri loh!” ujarku renyah menyerahkan sebuah rantang ke hadapannya.

“Taruh saja di meja,” ujarnya sambil menggerakkan dagunya menunjukkan.

Jawabannya yang dingin membuat senyumku terkikis. Pelan kutaruh rantang itu di atas meja.

“Oppa sedang sibuk apa?” tanyaku hati-hati. Dia tidak bergeming sama sekali, matanya tetap mengarah pada laptop di depannya, sedikitpun tak menghiraukanku.

“Oppa..Ngng..Val ganggu ya? Maaf deh, permisi.” Aku beranjak dari kamarnya hendak pulang. Sedih karena dicuekin. Tiba-tiba dia menarikku dengan menatapku tajam seolah berkata “Tunggu!” Aku menurut.

“Lo ada hubungan apa dengan Yan Jee?” tanyanya gusar sambil meremas pundakku.

“Nggak ada Kak. Kita cuma sebatas adik-kakak kelas kok.” Jawabku takut-takut. Aku melihat ada kegarangan di matanya yang tak dapat disembunyikan. Kata Oppa pun tak berani lagi aku lontarkan karena memang ia bukan maniak korea walau dia mempunyai keturunan darah situ, jauh beda dengan diriku yang selalu berharap dilahirkan di Korea saja.

“Ngng… Emang kenapa Kak? Kakak juga kenal dengan Kak Jee?” Dia mebisu dan melepaskan pegangannya pada pundakku. Matanya masih menatapku dingin.

Aku nggak ngerti kenapa kak Finn tiba-tiba dingin kepadaku. Aku berjalan menjauh dari kos-kosannya dan berhenti di gazeboan lapangan basket yang tak jauh dari situ. Rasa penasaranku dengan kak Finn membuatku berpikir. Perasaan, tiga hari yang lalu dia masih baik bahkan mengajakku nonton. Kenapa dia tiba-tiba berubah gitu? Apa salahku? Aku menghembuskan nafas lelah.

Kak Finn memang bukanlah siapa-siapaku selain sebagai kakak-kakakan saja, karena memang jarak umur kami terpaut lima tahun. Aku SMA dan dia kuliah. Tapi dia adalah orang yang sangat berarti bagiku karena dia yang telah membuka mata dan hatiku. Sejak perceraian ortuku, aku berubah tujuh puluh persen dari diriku sebelumnya. Sifatku yang periang dan terbuka menjadi introvert, tidak percaya dengan siapa-siapa termasuk dengan cinta. Itupun alasanku untuk memilih ngekos di sini juga. Aku ingin menjauh dari kehidupan masa lalu. Walau orangtuaku sanggup membelikan aku apar­­­­­­temen atau apalah untuk hidupku, aku tak peduli setidakpedulinya mereka terhadapku. Tapi berkat kehadiran Kak Finn yang selau menyayangiku dan mengaggap aku sebagai adiknya, sedikit demi sedikit hidupku mulai berubah. Sifat dinginku mencair perlahan. Aku sudah mulai peduli dan percaya dengan orang lain.

Huh, mungkin aku bisa menanyakannya lain kali mengapa dia dingin kepadaku !

Saat aku hendak pulang kutatap kos-kosannya yang memang terlihat sangat jelas dari sini. Kulihat Kak Finn tengah berpelukan dengan Kak Leva, pacarnya. Ah, kenapa tiba-iba dadaku sakit? Apakah aku cemburu? Tidak !! Aku menggelengkan kepala, menepuk pipi. Inget Val dia itu cuma kakak-kakakan doang, bukan pacar…Ugh!!

Aku cepat-cepat berlalu dari pemandangan yang entah mengapa membuat hatiku sedikit ngelu, terluka. Aku segera mengurung diri di kamar. Masa bodoh dengan keramaian teman-teman kosku. Toh mereka juga sudah mengerti keadaanku. Kulihat layar HPku. Tiga misscall dan kesemuanya dari dia. Aku mengernyit, bukankah tadi dia marah denganku? Aku menghempaskan tubuhku di kasur tepat saat nadadering sms HP-ku berbunyi. Dua pesan masuk. Satu dari kak Finn yang satu lagi dari kak Jee.

Hi saeng… gw ud mkn cuminy. Enak. Mantab!! Thx yaa.

Aku tersenyum kecil. SMS kedua dari kak Jee.

Hi Val, lgi ap ni? ganggu gak?

Dua sms ini datang hampir bersamaan. Tiba-tiba aja aku jadi kepikiran kenapa kak Finn terlihat gusar saat tahu aku kenal dan dekat dengan kak Jee? Apa dia jealous? Tidak! Mikir apaan sih aku ini?

Kupandangi foto kak Finn yang kini di tanganku. Wajahnya mirip orang Korea, mirip Hwang Baek Hyun, tokoh dalam serial drama Korea God Of Study. Kak Finn memang indo-Korea sama halnya dengan Kak Jee. Tapi sifat dari keduanya jauh berbeda. Aku jadi berfikir kalau wajah dan sifat Kak Finn mirip Hwang Baek Hyun sedangkan kak Jee wajah dan sifanya mirip Chan Doo, Kak Finn sendiri juga bilang kalau sifat dan wajahku sedikit mirip Na Hyun Jung yang sama-sama pemeran serial drama korea God Of study juga. Aku tersenyum geli memikirkan ini. Kudekap foto kak Finn yang sedang tersenyum cool di sampingkuyang tengah meringis dengan mutados, alias muka tanpa dosa.

Oppa adalah panggilan sayangku untuk kak Finn. Awalnya dia tidak suka dipanggil begitu.Tapi lama kelamaan panggilan ini jadi terbiasa. Bahkan ia kadang memanggilku dengan sebutan Saeng, adik dalam bahasa Korea.

Ah, aku cepat-cepat mengetikkan balasan untuk mereka berdua. Kupeluk erat gulingku, berharap besok menjadi hari terindah untukku.

***

Sore ini aku jalan-jalan di sekitar kompleks. Duduk- duduk sendirian di gazeboan. Sepi sekali hari ini. Hanya alunan musik yang menemaniku. Lagu Rolling Park Ji Yeon membuat hatiku seolah bergetar. Entah mengapa tiba-tiba aku teringat wajah kak Finn. Lagu ini membawaku terlarut pada perasaanku. Entah apa. Tiba-tiba pula wajah kak Jee masuk dalam benakku. Sesaat wajah Kak Levi pacar kak Finn juga turut menghias otakku. Ah kenapa perasan ini ? Kenapa dadaku terasa sesak? Apa ini cinta? Apakah aku sudah membuka hatiku sendiri setelah selama ini aku tutup dari kata cinta dalam hal hubungan sejak peristiwa perceraian mama dan papa? Memorial masa lalu kembali terngiang di otakku, saat-saat kebersamaan itu masih ada. Ketika Mama tak memutuskan untuk bercerai, ketika adikku masih ada, sebelum penyakit penumonia merenggut nyawanya. Ah!! Airmata mulai menetes di pipiku. Aku tak peduli!!

Sesaat aku melihat bayangan kak Finn dan Kak Levi datang menuju kemari. Apa mereka tahu aku ada di sini?

Aku segera beranjak, bersembunyi dimana saja aku bisa. Kulihat kak Levi beruraian airmata dan berkata kepada kak Finn.

“ Finn, apa maaf tidak bisa menyatukan kita lagi?”

“Tidak.”

“ Lo itu egois ya Finn. Lo tahu gak kenapa gue begini? Karena gue rasa lo itu pacaran dengan gue karena terpaksa!! Dan gue ngelakuin ini semua biar lo cemburu! Biar Lo paham kalau gue pengen diperhatiin.”

“Lo itu yang egois. Dan asal lo tahu, caramu itu salah, Lev. Dengan mendekati sepupuku yang jelas lo tahu gue nggak suka sama dia!!”

“Salah gimana? Gue rasa lo terlalu menghindar dari gue. Lo bisanya cuma nyalahin orang doang,” kata kak Levi sengit.

“Harusnya lo tahu gue sibuk Lev,”

“Cih, sibuk ngurusin Valin, adek-adekan Lo?” sindir kak Levi ketus. Jantungku berdetak keras namaku disebut-sebut.

“Jangan bawa-bawa dia ke dalam masalah ini.”

“Oo.. atau Lo suka sama dia? Ternyata benar apa yang kuduga selama ini. Lo cinta kan sama Val? Tapi lo malu ngakuinnya. Makanya lo lari dengan jad pacarku! Iya kan ?” Kak Leva mengguncang-guncang ganas tubuh kak Finn. Hatiku tambah memanas mendengar kak Levi membawa-bawa namaku dan mejadikan aku penyebab kesalahan dalam hubungan mereka. Kak Finn menampis tangan Kak Levi.

“Lo mo ngomong apa terserah. Kita sudah tidak ada hubungan apa-apa lagi. Lo yang minta, gue terima. Dan jangan campuri urusan gue !” desis Kak Finn tajam.

“Teryata lo itu sama ya kayak cowok lainnya, berengsek. Otak dodol semua!”

Kata kak Levi mendorong keras tubuh kak Finn. Beruntung kak Finn bisa menjaga keseimbangan tubuhnya sehingga tidak jatuh. Kak Levi terisak, meninggalkan Kak Finn yang tengah berdiri dengan tampang datarnya yang semakin membuat dia terlihat keren dan cakep. Ouw !! Aku yakin pasti Kak Levi marah dan kecewa berat dengan Kak Finn. Aku tidak tahu apa yang menyebabkan putusnya hubungan mereka padahal aku mengira mereka itu adalah pasangan serasi. Kulihat kak Finn tengah memegang kepalanya frustasi, duduk di gazeboan tempat aku duduk tadi.

Tiba-tiba saja ada kucing yang keluar dari tong sampah tempatku menutup tubuhku yang sedang jongkok. Sontak aku kaget langsung berdiri dan mengeularkan teriakan kecil. Ahh!!

“Valin, ngapain lo di sini?” tanya Kak Finn bingung.

“Ngng.. tadi jalan-jalan muter kompleks terus nyampai sini deh. Ini lagi dengerin musik. Hehe.”

Jawabku tergagap. Aku takut Kak Finn bakal marah kalau dia tahu aku mendengarkan semua pembicaraan mereka. Mungkin sebelumnya Kak Finn mengira di sini tidak ada orang karena memang sedang sepi-sepinya. Kak Finn mengangkat alisnya sebelah memastikan jawabanku. Aku yang melihat gelagat tak baik, takut kena amukannya dan takut jadi pelampiasan amarah berniat beranjak pergi.

“Ngng,, permisi Oppa eh Kakak…”

“Tunggu Val!” Dia menarik tanganku dan mendudukkan aku di sampingnya.

Sejenak kebisuan menyelimuti kami. Aku tergugu, bingung mau ngomong apa. Hembusan nafas kami bahkan sampai terdengar.

“Val, lo tahu kan masalah gue?”

Aku mengangguk ragu. “Apa Oppa menyesalinya?”

Dia tersenyum menggeleng. “Buat apa menyesal, dia yang memulai. Gue juga bodoh mengapa dulu gue bisa tertipu olehnya. Dan harusnya dari dulu gue sadar bukan dia yang gue cintai.” Dia menghembuskan nafasnya.

Aku membayangkan uap keluar dari hembusan nafasnya seperti yang kulihat dalam drama Korea.

Aku menggelengkan kepala cepat-cepat. Kenapa di situasi seperti ini bisa-bisanya maniak koreaku kambuh?Aduuh…

“Kenapa Val?”

“Hehe gak papa kok. Cuma mau mengurangipusing yang meyerang tiba-tiba,” jawabku berdusta.

“Val sakit ?” tanyanya perhatian.

“Ah tidak, Cuma pusing sedikit kok, Oppa.” Aku menjawab dengan tersenyum.

“Ooo...” jawabnya menanggapi.

Huh, mana perhatian yang diberikantadi? Masak Cuma Ooo sih?

Kebisuan kembali mengelilingi kami. Aku sedikit memperbesar lagu MP4ku. Lagu For Once dari T-Max mengalun lembut, meyesap dalam hatiku.

“Terus apa alasan Oppa putus dengan Kak Levi? Kak Levi kan cantik. Cocok dengan Oppa.”

“Ah tidak, cantikan elo, Val. Kamu kan mirip Na Hyun Jung,” jawabnya cuek mencandaiku. Lesung pipit menghias wajahnya yang tegas. Aku hanya bisa menunduk, menyembunyikan rona merah wajahku.

“Mungkin benar apa yang diduga Levi tentang perasaan gue. Siapa yang gue cintai sebenarnya.” Matanya tajam menatapku, membuatku sedikit grogi.

Jantungku berdegup. Apa maksutnya? Kok tiba-tiba aku menjadi ge-er begini?

“Ngng…Maaf Oppa, Val mau pulang dulu. Sudah sore.” ujarku permisi, beranjak berdiri. Sudah pukul 19.00 memang. Tapi bukan ini alasanku untuk permisi.

Dia diam tak menanggapi, membuatku bingung dan urung beranjak pergi. Bahkan kini ia turut berdiri di sampingku. Menatap lurus ke depan.

“Val tahu kenapa waktu itu gue marah saat tahu kamu dekat dengan Jee?” Aku menggeleng cepat.

“Gue tidak suka lo deket-deket sama Jee.” Kak Finn menoleh kepadaku, menaatapku tajam tapi matanya memyiratkan kelembutan.

“Kenapa?” tanyak memotong. Ada rasa kesal yang menyeruak.

“Karena gue jealous,”

Dadaku berdegup kencang.

“Gue berharap rasa ini tidak ada. Gue udah berusaha ngusir jauh-jauh dari otak dan perasaan gue. Tapi gue gak bisa,”

Aku diam menunggu kalimat selanjutnya.

“Gue menyayangi lo lebih dari sekedar adik. Gue tahu ini perasaan salah. Tapi tolong dengarkan,”

ujarnya sambil menyentuh lembut pundakku.

“Saeng, saranghamnida.” Aku berdiri mematung. Perasaanku beraduk menjadi satu. Aku bingung. Tapi jujur aku bahagia karena kak Finn ternyata mencintaiku.

“Ah tidak, gue harap lo lupain kata-kata gue.”

Aku menggeleng cepat. “ Saranghaeyo Oppa…..” Aku memeluk Kak Finn. Jawaban yang meluncur seketika dari mulutku atas perintah hatiku.

sirin baramgyeori otgiseul tturko gaseume daheumyeon
chama itji motan geu ttae ildeuri nun apeul garinda
eoriseogeun banghwanggwa gonoeui pyeonghaengseon wieseo
jageun ttambangureul dakkanaerimyeo sumeul goreunda
Because I love you, Cause I love you..

Lagu Because I’am Weary dari Ernest mengalun dari earphoneku yang terlepas. Aku percaya hari ini aku bahagia. Semua yang tidak pernah kusangka menjadi nyata. Bahkan kenyataan-kenyataan ini semakin mempercayaiku bahwa Tuhan masih sayang padaku. Cinta ini mulai terbuka untukku.

***

** Saya menulis cerpen ini sebenarnya sudah lama sekali (sejak jaman SMA) dan sudah berkali-kali saya edit, tapi tetap saja bingung, seperti ada yang kurang (mungkin karena nulisnya pas lagi galau kali ya) dan lama-lama saya males nyentuh cerpen ini lagi hehe…. Cerpen ini terinspirasi dari serial drama Korea God Of Study. Selesai nonton drama tersebut langsung kepikiran buat nulis cerpen deh. Berhubung gak mungkin bisa ketemu sama artis-artis dari Negri Gingseng itu, saya memiripkan tokoh cerita cerpen saya dengan tokoh yang ada dalam serial drama GOS tersebut, walau jalan ceritanya sama sekali gak ada sangkut pautnya dengan GOS. Saya juga nyuplik soundtrack dari serial drama tersebut soalnya saya suka sekali sama lagu-lagunya. I love Hwang Baek Hyun + Na Hyun Jung. Hehehe.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun