Mohon tunggu...
Ari Widianto
Ari Widianto Mohon Tunggu... wiraswasta -

Blogging, traveling, reading, and writing is a part of my life. I enjoy this.

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Renungan Ramadhan

24 Juli 2012   19:11 Diperbarui: 25 Juni 2015   02:40 461
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
13431568791648723247

[caption id="attachment_196098" align="aligncenter" width="234" caption="Sumber: Google"] [/caption] Inilah konsekuensi punya rumah yang berseberangan dengan pemakaman umum. Tiap kali ada tetangga yang meninggal pasti tau. Seperti halnya pagi tadi, Selasa 24 Juli 2012 lagi-lagi terdengar siaran ada seorang tetanggaku yang telah berpulang ke Rohmatullah. Setahuku ini adalah orang pertama yang di makamkan disini sepanjang bulan Ramadhan tahun ini. Kasihan juga rasanya, mengingat beliau hanya sebentar saja bisa menikmati indahnya Ramadhan. Kendatipun saya tau banyak orang lain yang tidak seberuntung itu. Inilah salah satu dampak positif tinggal dekat dengan pemakaman. Saya selalu diingatkan bahwa setiap makhluk hidup pasti mati kapan saja tanpa pemberitahuan terlebih dahulu. Jadi kapanpun itu akan terjadi kita sudah harus siap menerimanya, siap bekal amalan baik untuk mendapatkan tiket menuju surga. Semua umat muslim tau bahwasanya Ramadhan adalah bulan yang penuh dengan keberkatan dimana awalnya adalah rahmah, ditengah-tengahnya maghfirah, dan diujungnya adalah kebebasan dari api neraka. Sedemikian istimewanya, kita sebagai umat muslim selalu menyambutnya dengan suka cita. Tapi sekedar tau saja tidaklah cukup, yang perlu kita pahami adalah bagaimana memanfaatkan kesempatan berharga ini dengan sebaik-baiknya. Kita tidak pernah tau sampai kapan kita hidup. Kita tidak pernah tau apakah kita bisa menikmati setiap detik berharga di bulan Ramadhan tahun ini. Dan kita tidak pernah tau apakah kita masih dipertemukan dengan bulan yang pernuh berkah ini di tahun mendatang. Saat inilah kita harus merenung, saatnya introspeksi diri, dan melakukan perubahan yang lebih baik. Sebisa mungkin manfaatkan momen berharga ini untuk banyak beribadah, melakukan amalan baik, serta memperbaiki kehilafan. Berbicara seperti ini memanglah mudah tapi pada prakteknya bisa sangat berbeda. Akan ada seribu satu alasan untuk mengingkari apa yang sudah kita katakan. Saya sendiri bukan pribadi yang jauh dari khilaf. Tapi akan selalu ada kesempatan untuk memperbaiki diri hingga saat berpulang itu tiba. Semoga ibadah di bulan Ramadhan ini bisa berjalan lancar, semoga bisa berubah menjadi pribadi yang lebih baik, semoga dipertemukan dengan malam yang lebih baik dari seribu bulan yaitu Malam Lailatul Qadar, dan semoga dipertemukan kembali dengan bulan suci Ramadhan bersama keluarga tercinta. Amin Ya Robbal Alamin. NB. Maaf ya bila ada salah-salah kata. Semoga bisa bermanfaat, Amin. :)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun