Mohon tunggu...
A. Warits Ilham
A. Warits Ilham Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Mencoba mencari jati diri ditengah rimbunan ilalang

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Hidup Itu Cinta

6 Maret 2013   03:30 Diperbarui: 24 Juni 2015   17:15 249
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

“Apa yang kita ingat dari kenangan-kenangan yang terekam oleh kita: nama tempat, nama permainan, nama teman, Atau kejadian. Adalah hal – hal yang lambat laun bisa terlupa. Tapi tidak dengan rasa. Rasa senang, sedih yang akan terus kita bawa tanpa mudah terjajar disepanjang perjalanan kita. Dan semakin kita dewasa kita akan menyadari bahwa diantara kengangn2 tersebut ada satu rasa yang paling besar yaitu cinta.karena ketika satu persatu cerita berhenti menjadi kenangan cinta terus bergerak seiring harapan yang menyertai dia. Cinta yang tak terlihat oleh mata, tak teraba oleh tangan, tapi dia ada, bahkan sejak kita belum bisa mengucapkannya. Cinta yang sejati , cinta yang kita kira telah pergi,  ternyata Cuma bersembunyi menunggu untuk kembali lagi.”[film LOVE]

Mencoba memahami cinta sama saja kita berusaha menguak misteri hidup, sebab hidup adalah cinta itu sendiri. Bila kita  merasa yakin telah menemukan hakikat cinta, maka bersegaralah membuang keyakian itu, sebelum kita  tertipu terlalu jauh oleh Cinta.

Sebenarnya, tak ada yang rumit dengan kehidupan yang kita miliki, asal kita mau menjalaninya sesuai dengan aturan yang telah ditetapkan Tuhan. Namun masalahnaya mampukah kita menemukan peraturan yang memang diciptakan Tuhan sebagai rel kehidupan Manusia. Sedabgkan kita sendiri jangankan bertemu Tuhan: sebagai pemilik peraturan itu sendiri, bertemu mendengar udapan Rasu sebagai penyampai tata aturan itu pun tidak.

Dalam perjalanan selanjutnya akan Begitu banyak tantangan yang harus kita lewati untuk menemukan tata aturan itu sebdiri. Tampa keberanian untuk berjuang, menghadapi situasi yang terus menerus berubah percuma saja kita hidup.

Hidup ini terus berjalan seperti air yang mengalir. Bila kita ingin dima itu namanya kau melawan aturan hidup yang berlaku, dan itu artinya kau akan sangat tersiksa. Lagian kamu punya modal apa sehingga merasa mampu melawan kehidupan.

Bila kita menyerah sama keadaan yang terus menguras tenaga mapun pikiran kita, kenyataan yang ingin diwujudkan semakin jauh dari harapan.

Namun perlu satu hal yang harus ditanamkan di hati kita bahwa kemampuan yang diberikan Tuhan pada manusia untuk menjalni hidpu ini hanyalah sebatas beusaha. tidak untuk menentukan sebuah keputusan. Untuk wilayah ini mutlak ditangan Tuhan, tidak usah diperdebatkan, kalau setuju diterima saja. kalau tidak lupakan, selesai. Karena perdebatan ini telah lama terjadi sejak masa ke khalifahan abbasiyah. bahkan kita sering salah mengambil kesimpulan terhadap apa – apa yang kita lihat disekitar.

Bila ada kejadian yang tidak diinginkan sehingga membuat hati dan perasaan hancur lebur berantakan, membuat kita pesimis untuk menapaki batu terjal sang hidup. maka ada juga kejadian yang terlampaui dari rencana kita dan itu membahagiakan, dia terjadi begitu saja mengalir natural seakan tanpa sebab.

Dari itu, apapun yang terjadi dengan kehidupan ini tetaplah kau melangkah, sebab sekali saja kau berhenti berjalan, maka impian yang akan kau temukan semakin jauh dari kenyataan. Kita tidak akan pernah tahu apa yang akan tejadi besok, dan kita juga tidak akan tahu keyataan apa yang akan kita temukan di dunia ini.

Oleh sebab itu teruslah berjalan jangan pernah berhenti, karena untuk menemukan fakta kehidupan kita tak ada pilihan lain kecuali melakngkah menampaki sejengkal demi sejengkal takdir Tuhan yang diputuskan untuk kita.

Ada banyak hal tentang hidup yang kita lupakan. Karena kepekaan pikiran kita hanya diarahkan untuk memenuhi tuntutan kita sendiri, tak pernah sekalipun mencoba untuk memperhatikan keadan sekitar, apalagi memeperhatikan kehidupan orang lain. Manusia memang egois hanya peduli pada kebenaran yang diyakininya sendiri, ini lah sebabnya mengapa sering kali terjadi pertikaian di antara sesama manusia, masing – masing mempertahankan kebenarannya sendiri, padahal ada banyak hal yang melatar belakangi sesuatu yang menjadi kebenaran.

Mencintai seseorang harus dimulai dari hal yang paling kecil. Bila kita tidak bisa menghargai kehidupan orang lain jangan sekali – kali beruapaya untuk bercinta, anggaplah kehidupan yang kau miliki itu adalah milikmu satu – satunya dan beupaya untuk mencampuri urusan orang lain.

Cinta membutuhkan kelapangan hati, kelembutan dalam bersikap dan keberanian untuk menghadapi kondisi yang sering kali tak sesuai dengan kehidupan kita. Tampa itu cinta tak akan pernah hadir dalam kehidupan kita. Jika masih kau paksakan kau tak akan menemukan kebahagiaan dalam cinta. Dia akan membelenggumu dan menjadikanmu  budak setianya. Hari – harimu akan senantiansa diwarnai pertengkaran. Saling menyalahkan tak ada rasa pengertian. Ujung – ujungnya melahirkan bnyak korban. Siapa yang rugi tentu diri kita sendiri.

Mungkin inilah yang terjadi pada diriku, aku tak mampu menghargai kehidupan yang beredar diluar sentuhan piirannku. Aku memang egois, ingin menang sendiri, tak pernah memperhatikan bahawa orang yang aku cintahi membutuhkan perhatian. Dia bukan patung yang bisa diputar – putar seenaknya tapi dia manusia yang mempunyai akal, pikiran, impian, dan perasaan ingin disayangi.

Aku sadar kondisi ini sebenarnya meninginkan diriku untuk tidak menjalani per-cinta-an. sebab, untuk menjalaninya aku tidak siap sama sekali. Bahkan aku tak tahu bagaimana mengungkapkan cinta yang sebenarnya, membahagiakan dirinya, membuatnya tersenyum dengan manis, dan satu hal lagi meyakinkannya bahwa aku adalah pilihannya yang tepat.

Cinta bukan sebatas menikah dan punya keturunan, melainkan mempersatukan dua perasaan yang berbeda. Namanya juga berbeda, tentu terasa sulit sekali. Tindakan ini yang sulit aku lakukan.

Terus terang, aku tak tahu cinta macam apa yang ada dalam diriku. Aku hanya tidak rela bila dia dekat bersama orang lain, tapi aku tak pernah mampu membahagiaakannya. Padahal cinta yang aku tahu, ia selalu memberikan kebahagian terhadap orang yang dicintainya. Sementara aku, hanya membuatnya menangis, sedih dan berurai air mata.

Tapi aku tak akan menyerah, karena aku yakin suatu saat akan bisa. Masih banyak waktuku untuk belajar tentang cinta, sama halnya dengan mempelajari kehidupan yang aku jalani saat ini. Mencoba merangkai impian yang ingin aku miliki. Aku juga ingin membahagiaakannya seperti aku memperlakukan diriku mewujudkan impianku. Bukankah kebahagian hidupnya juga impiannku. Cinta……. Ajari aku untuk membahagiakannmu ya, aku yakin bisa menjadi kebanggaanmu seperti kau yang selalu membuatku bangga. Di dunia ini tidak ada yang sempurna, inilah satu rasa yang harus kita tanamkan bila menghadi orang yang kita cintai.Tuhan itu adil, dengan sifat keadilan itulah Tuhan selalu menghadapkan kita pada situasi yang benar buat kita, walau terkadang situasi itu tidak sama sekali kita inginkan.

Memang ya memahami cinta, lima kata sederhana ini, memiliki kekauatan ganda yang saling berlawanaan, kadang ia menjadi kekuatan untuk mewujudkan impian, disisi yang lain ia merongrong jiwa pecandunya hingga meregang nyawa.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun