Materi, menurut dialektika, selalu dalam keadaan gerak dan perubahan. Dunia ini terus berubah dan berkembang, bertentangan dengan pandangan metafisika yang melihat dunia sebagai statis dan tidak berubah. Pandangan dialektika juga menekankan kontradiksi internal sebagai sumber utama perkembangan, di mana konflik antara elemen-elemen yang berlawanan memicu gerakan dan perubahan. Metafisika, di sisi lain, sering kali menjelaskan perubahan sebagai akibat dari faktor eksternal, tanpa mempertimbangkan kontradiksi internal.
Perubahan dialektika melibatkan transisi dari perubahan kuantitatif yang bertahap menuju perubahan kualitatif yang tiba-tiba dan mengubah sesuatu menjadi baru. Metafisika mungkin mengakui perubahan kuantitatif, tetapi sering menolak perubahan kualitatif yang menghasilkan sesuatu yang baru. Pandangan dialektika melihat perubahan sosial sebagai hasil dari tindakan manusia yang dipengaruhi oleh kondisi sosial dan kelas, sementara pandangan metafisika lebih konservatif, mendukung perubahan gradual yang bertujuan untuk memperbaiki masyarakat kapitalis.
Dalam konteks perjuangan kelas, pandangan dialektika memberikan alat untuk memahami mengapa dunia seperti sekarang, bagaimana ia berubah, dan bagaimana perubahan tersebut dapat dihasilkan oleh tindakan manusia. Marx dan Engels mengembangkan sintesis antara materialisme dan dialektika, yang menjadi dasar filsafat revolusioner kelas pekerja. Dialektika memberikan kerangka ilmiah untuk memahami perjuangan kelas, sejarah, ekonomi, dan politik, serta merupakan dasar dari semua teori Marxis.
Kesimpulannya, filsafat dialektika materialis yang dirumuskan oleh Marx dan Engels memberikan landasan bagi perjuangan revolusioner kelas pekerja, menawarkan pemahaman yang komprehensif tentang dunia dan peran manusia di dalamnya. Studi lebih lanjut dan penerapan praktis diperlukan untuk memahami sepenuhnya filsafat ini dan menerapkannya dalam perjuangan politik.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI