Mohon tunggu...
Aristyanto (Ais) Muslim
Aristyanto (Ais) Muslim Mohon Tunggu... Guru - Guru SMP

Saya memiliki hobi membaca dan mencari baik ilmu dan pengalaman di buku dan teknologi

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Sekapur Sirih tentang Metode Berpikir: Hakikat sebagai Seorang Manusia_Part III

23 Agustus 2024   10:44 Diperbarui: 23 Agustus 2024   10:48 32
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

............

3. Hukum umum dialektika ke dua: Perubahan kuantitatif ke perubahan kwalitatif

Hukum umum dialektika kedua menyatakan bahwa perkembangan dunia material atau realitas objektif terjadi melalui dua tahap. Tahap pertama adalah perubahan kuantitatif, yang terjadi secara lambat, bertahap, atau evolusioner. Tahap kedua adalah perubahan kualitatif, yang berlangsung dengan cepat, tiba-tiba, dan sering kali dalam bentuk lompatan dari satu keadaan ke keadaan lain, atau revolusioner. Perubahan kuantitatif dan kualitatif adalah dua bentuk dasar dari semua perubahan. Setiap perubahan dalam realitas objektif terjadi dalam bentuk perubahan kuantitatif atau kualitatif.

a. Pengertian kuantitas
Kuantitas mencakup jumlah dalam berbagai aspek, baik itu ruang (banyak-sedikit, besar-kecil, panjang-pendek, tebal-tipis), waktu (lama-sebentar, cepat-lambat), maupun pikiran dan perasaan (tingkat kesadaran politik, kekuatan keyakinan, kedalaman pengetahuan, minat atau pengetahuan). Sebagai contoh, seorang juara bulu tangkis memiliki kuantitas tertentu seperti kekuatan fisik, stamina, kecepatan, pengalaman bertanding, dan latihan. Bagi seorang kader revolusioner, selain persyaratan formal dalam konstitusi organisasi seperti umur dan masa calon anggota, yang paling penting adalah kesadaran kelas dan politik yang terbentuk dari keterlibatan dalam perjuangan massa pekerja serta semangat juangnya. Dari penjelasan ini, terlihat bahwa kuantitas dan kualitas tidak dapat dipisahkan satu sama lain; kuantitas tertentu membentuk kualitas tertentu.

b. Pengertian kualitas
Kualitas adalah ciri yang membedakan satu hal dari yang lain. Kita dapat membedakan minyak dari air, atau buruh dari tani, karena kualitas mereka berbeda. Kuantitas tertentu yang dimiliki oleh sesuatu hal membentuk dan menunjukkan kualitas tertentu. Misalnya, organisasi buruh dan partai politik kelas buruh memiliki struktur internal yang berbeda; yang pertama terutama didasarkan pada kepentingan sosial-ekonomi, sedangkan yang kedua lebih pada cita-cita politik. Kualitas yang membedakan sesuatu hal adalah perwujudan dari struktur internalnya.

c. Perubahan kuantitatif
Perubahan kuantitatif terjadi secara perlahan dan tidak mencolok. Selama proses ini, kualitasnya tampak tidak berubah, yang disebut sebagai kemantapan relatif kualitas. Namun, ketika perubahan kuantitatif melebihi batas tertentu, kemantapan relatif ini rusak, dan kualitasnya berubah. Sebagai contoh, air di bawah tekanan normal tetap dalam bentuk cair hingga suhu mencapai 100 derajat Celsius, tetapi setelah melewati batas itu, ia berubah menjadi uap. Dengan demikian, perubahan kuantitatif mempersiapkan perubahan kualitatif, yang menyelesaikan perubahan kuantitatif yang sedang berlangsung dan menimbulkan perubahan kuantitatif baru.

d. Perubahan kualitatif
Perubahan kualitatif terjadi secara mendadak dan cepat, dalam bentuk lompatan dari satu keadaan ke keadaan lain. Misalnya, telur ayam selama proses perubahan kualitatif tetap terlihat sebagai telur, tetapi setelah perubahan kuantitatif melebihi batas tertentu, terjadi perubahan kualitatif mendadak, dan telur berubah menjadi anak ayam. Engels dalam bukunya "Dialektika Alam" menyatakan bahwa kimia adalah ilmu tentang perubahan kualitatif yang terjadi dalam suatu benda akibat perubahan kuantitatif dalam komposisinya. Perubahan kualitatif ini sering kali disalahartikan sebagai terlepas dari perubahan kuantitatif, tetapi sebenarnya perubahan kualitatif adalah hasil dari perubahan kuantitatif yang telah mencapai titik tertentu. Perubahan kualitatif bukanlah proses yang terpisah dari perubahan kuantitatif, melainkan hasil dari akumulasi perubahan kuantitatif.

Sesuatu tentang Materialisme Dialektika

Dengan munculnya pandangan materialis dan kemajuan ilmu pengetahuan selama kebangkitan kapitalisme pada abad ke-17 dan 18, materialisme berkembang menjadi materialisme mekanis. Dalam pandangan ini, alam dan masyarakat dipahami sebagai mesin raksasa yang komponennya bekerja secara mekanis. Meskipun pandangan ini memudahkan pemahaman tentang cara kerja bagian-bagian sesuatu, ia tidak dapat menjelaskan asal-usul dan perkembangan hal tersebut. Namun, perkembangan pesat masyarakat pada masa itu menuntut perhatian terhadap perubahan. Ilmu pengetahuan alam pada masa Marx dan Engels membuat kemajuan besar dalam memahami perubahan dan transformasi dalam alam, salah satu contohnya adalah teori Evolusi Darwin, yang menunjukkan bagaimana bentuk kehidupan berubah secara kualitatif selama bertahun-tahun. Ilmu alam mulai menggunakan konsep dialektika (meski tidak secara eksplisit), yang menegaskan perkembangan, kontradiksi, dan transformasi dalam memahami materi dan kehidupan. Engels menulis bahwa "Alam adalah batu uji dialektika, dan ilmu pengetahuan modern telah melampaui ujian ini dengan kaya bahan, menunjukkan bahwa alam bekerja secara dialektik."

Namun, konsep perubahan dan perkembangan tidak hanya penting untuk memahami alam, tetapi juga bisa diterapkan pada seluruh realitas, terutama perkembangan masyarakat. Marx dan Engels menggabungkan kemajuan ilmu pengetahuan dengan filsafat dialektika Hegel (yang dipengaruhi oleh idealisme) untuk merumuskan pandangan dialektika materialistis secara sistematis. Prinsip-prinsip dialektika berasal dari analisis perkembangan dunia nyata, bukan sekadar spekulasi. Dialektika bukanlah skema yang dipaksakan atas kenyataan, melainkan seperangkat prinsip ilmiah untuk memahami kompleksitas perubahan dan perkembangan.

Metode dialektika hanya dapat dipahami dalam hubungannya dengan pandangan metafisik. Dialektika melihat dunia sebagai kesatuan yang saling terkait, di mana semua hal saling berhubungan dan bergantung. Sebaliknya, metafisika melihat dunia sebagai kumpulan entitas yang berdikari dan terpisah. Misalnya, dalam memahami seorang individu, pendekatan metafisika akan fokus pada pikiran, aktivitas, dan preferensi individu tersebut. Sedangkan pendekatan dialektika akan mencoba memahami individu tersebut melalui hubungannya dengan orang lain dan lingkungan sosialnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun