Capres Anies Baswedan-Cawapres Muhaimin Iskandar telah tercatat sebagai pasangan yang bakal berkompetisi di Pilpres 2024. Mereka juga telah menyerahkan dokumen presentasi visi misi kelak jika terpilih sebagai Presiden dan Wakil Presiden RI. Dokumen visi  misi Anies-Muhaimin telah dapat diakses publik.
Anies-Muhaiman pasti berusaha menyampaikan ide hebatnya menuju Indonesia lebih baik selama lima tahun ke depan bila mereka terpilih pada Pilpres 2024. Banyak pemikiran Anies-Muhaimin tersaji dalam dokumen visi misinya.
Satu hal menarik dibahas yakni mengenai visi Anies-Muhaimin yang ingin mengentaskan kemiskinan di Indonesia. Upaya menuju itu dengan misi memperluas kesempatan berwirausaha dan lapangan kerja bagi masyarakat Indonesia. Target Anies-Muhaimin jika terpilih sebagai Presiden dan Wakil Presiden nanti bertambah sebanyak 15 juta orang terserap kerja.
Namun Anies-Muhaimin sebagai pasangan Capres-Cawapres luput mencermati jika cita-citanya tersebut sebenarnya dapat ditopang oleh sub-sektor Industri Hasil Tembakau (IHT). Anies-Muhaimin tidak menyinggung sedikit pun mengenai pemikiran pada strategisnya IHT.
Terkesan kontradiktif dengan safari Muhaimin ke pabrikan rokok sigaret kretek tangan (SKT) di Malang, Jawa Timur, awal November. Di sana ketika menyambangi buruh pabrik rokok SKT, ia mengatakan akan berusaha sekuat tenaga membawa kesejahteraan karyawan. Muhaimin bertanggungjawab supaya industri tumbuh kembang dan mensejahterakan keluarga serta karyawan. Pada dasarnya kesejahteraan pekerja dan buruh harus meningkat.
Menyebut sub-sektor IHT mempunyai peranan penting tidaklah berlebihan. Dari industri ini mampu mendukung peningkatan ekonomi yang signifikan rata-rata 13%. Ekosistem IHT di dalamnya mencakup petani tembakau di desa, buruh pelinting rokok, pekerja manufaktur, distributor, sampai pedagang rokok di warung kecil yang jumlahnya mencapai jutaan orang.
Nyatanya IHT sejauh ini mampu menciptakan lapangan usaha bagi sekitar 6 juta orang di Indonesia. Realitanya dari IHT dapat menyerap tenaga kerja untuk jutaan orang di Tanah Air. Artinya: melalui IHT membantu program meminimalisir angka pengangguran..
Ada petani di desa. Pekerja pelinting rokok maupun tenaga ahli di pabrikan. Orang-orang distributor lapangan. Bahkan sampai pedagang rokok di warung kelontong. Mereka semua terbantu dapat bekerja dan menciptakan lapangan wirausaha sebab keberadaan IHT. Dengan keberadaan IHT itu pula, ekosistem di dalamnya mempunyai penghasilan ekonomi bagi kebutuhan rumah tangga hingga menyekolahkan anaknya..
Begitu potensialnya IHT bagi perluasan lapangan wirausaha dan kesempatan bekerja. Faktor inilah yang seharusnya dipahami Anies-Muhaimin dalam visi misinya tersebut. Nilai penting IHT untuk terus menciptakan lapangan usaha dan penyerapan tenaga kerja hanya dapat berkesinambungan jika didukung keberpihakan kebijakan positif dari pemimpinnya kelak.
Alangkah bagusnya jika Anies-Muhaimin lebih menyentuh sisi penting keberadaan IHT agar dapat mengimplementasikan visi misi mereka jika terpilih sebagai Presiden dan Wakil Presiden. Tampak elok bila Anies-Muhaimin berani merangkul IHT melalui jaminan kebijakan dan regulasi positif agar makin banyak manusia Indonesia bisa berwirausaha dan bekerja.