Indonesia merupakan salah satu dari banyaknya Negara yang memiliki kekayaan keyakinan, suku, Agama, dan Ras. Keberagaman inilah yang membuat banyak daerah di Indonesia memiliki keberagaman Tradisi dan menjadi Kearifan Lokal atau Local Wisdom. Salah satu yang menarik adalah Tradisi Ritual Petik laut yang ada di Pesisir Probolinggo, Jawa Timur.
Sebelum mengulik lebih banyak tentang perspektif Kearifan Lokal, kita harus terlebih dahulu tahu apa itu ritual Petik Laut? Apa Tujuan diadakannya ritual ini? dan bagaimana pelaksanaannya? Berikut akan saya jelaskan terlebih dahulu mengenai ritual Petik Laut ini.
Petik Laut merupakan suatu kegiatan ritual yang diselenggarakan oleh kebanyakan masyarakat pesisir, ritual ini secara turun-temurun telah dilaksanakan hingga saat ini setiap tanggal 1 suro atau 1 muharam setiap tahunnya. Ritual ini memiliki tujuan untuk mengungkapkan rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat rahmat serta rezeki yang telah dilimpahkan kepada Masyarakat pesisir melalui hasil sumber daya laut.
Sebelum pelaksanaannya, biasanya diadakan pawai budaya, Hadrah, hingga Drumband demi memeriahkan Ritual ini. Setelah sesi Pra-acara selesai, dilanjutkan dengan sambutan-sambutan tokoh masyarakat setempat, memasuki inti acara yaitu pelepasan perahu kecil berisikan berbagai macam hasil laut dan Bumi yang disebut Larung Sesaji ke tengah lautan. Sebelum Larung sesaji dilepaskan aka nada sesi doa yang dipimpin oleh tokoh masyarakat setempat.
Setelah mengetahui berbagai macam hal mengenai Ritual Petik Laut ini, selanjutnya kita mengulik Ritual ini dalam perspektif Kearifan Lokal. Kearifan Lokal merupakan pandangan hidup dan ilmu pengetahuan dikalangan masyarakat pada daerah tertentu, lalu para ilmuan antropologi seperti Taylor dan Koentjaraningrat menyebutkan bahwa kearifan lokal sebagai wadah suatu kebudayaan harus mencakup 3 (tiga) unsur, unsur ide/gagasan, unsur aktivitas sosial, dan unsur artefak/hasil.
Unsur pertama, ide atau gagasan dalam Ritual Petik Laut tersirat dalam bentuk rasa syukur atas limpahan rezeki yang telah Tuhan berikan dan beberapa masyarakat percaya Ritual ini juga memiliki manfaat sebagai tolak bala. Unsur yang kedua, unsur aktivitas atau perilaku berpola dalam petik laut adalah pelaksanaan petik laut yang rutin digelar pada tanggal 1 suro atau 1 Muharam secara turun temurun. Unsur yang ketiga, ritual petik laut itu sendiri yang menjadi suatu hasil dari unsur ketiga.
Penulis:Â Ariswasono Rhamadan #MahasiswaSejarahUM
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H