Berapa lama kamu biasanya menghabiskan waktu bermain media sosial setiap harinya? tiga jam? lima jam? atau lebih? Tak bisa dipungkiri, manusia era modern saat ini sangat sulit untuk lepas dari media sosial.
Sebab, media sosial menjadi tempat yang menyenangkan untuk mengekspresikan diri. Entah sebagai media memperluas relasi, mencari informasi, atau mencari validasi.
Melansir Digital Indonesia: 2024 dari laman datareportal.com, pengguna media sosial di Indonesia pada Januari 2024 mencapai sekitar 139 juta pengguna atau 49,9 persen dari total populasi yang ada dengan rentang usia 16 sampai 64 tahun. Ternyata hampir setengah dari populasi Indonesia, lho.
Dari laman yang sama juga diketahui bahwa pengguna di Indonesia menghabiskan waktu bermain media sosial rata-rata tiga jam 11 menit setiap harinya.
Dibalik kebiasaan bermain media sosial yang cukup menyita waktu, pernahkah kamu merasa mencapai titik penggunaan media sosial yang terlalu berlebihan, hingga mengganggu aktivitas di dunia nyata? Jika iya, jangan dianggap sepele! Ini nih tanda-tanda kecanduan media sosial yang harus kamu ketahui.
Tanda-tanda kecanduan media sosial
Melansir laman UK Addiction Treatment Centre, tanda-tanda seseorang ketergantungan pada media sosial antara lain:
1. Merasa gelisah saat tidak melihat media sosial selama beberapa saat
2. Mengabaikan tanggung jawab dan jarang berinteraksi dengan teman di dunia nyata
3. Terobsesi dengan perhatian yang didapat dari postingan di media sosial
4. Menggunakan media sosial sebagai cara untuk lari dari masalah pribadi
5. Memaksakan diri untuk mengikuti standar yang ada di media sosial.
Dampak buruk kecanduan media sosial
Tak cuma memberikan banyak dampak positif untuk manusia, media sosial juga bisa menghasilkan dampak negatif yang perlu diwaspadai. Dampak buruk yang muncul sebagai akibat dari ketergantungan pada media sosial.
Dampak buruk kecanduan pada media sosial ini dijelaskan dalam laman Addiction Center, yaitu dapat menimbulkan perasaan tidak bahagia dan terisolasi.
Selain itu, media sosial juga bisa membuat penggunanya menjadi rendah diri dan insecure karena terlalu banyak melihat postingan orang lain yang menampilkan kehidupan yang terlihat sempurna.
Lebih jauh lagi hal ini dapat meningkatkan risiko masalah bagi kesehatan mental; kesepian, kecemasan, dan depresi. Setelah tahu dampak buruk kecanduan media sosial, apa yang bisa dilakukan untuk menguranginya? Cobalah untuk rehat sejenak.
Manfaat rehat dari media sosial
Ada banyak hal yang bisa kita lakukan untuk sejenak mengalihkan diri dari media sosial. Bisa dengan melakukan hobi di dunia nyata seperti membaca buku, menulis, olahraga, atau berkebun.
Menghabiskan waktu bersama orang terdekat dan berinteraksi kembali dengan lingkungan sekitar yang mungkin sering kita abaikan. Intinya, apa pun kegiatan yang bisa membuat kita senang selain scrolling media sosial.
Jika kita bisa menjauhkan diri sementara waktu dari media sosial, kesehatan mental kita perlahan akan membaik. Seperti yang dipaparkan dalam laman Choosing Theraphy, rehat dari media sosial dapat memberikan manfaat bagi manusia, diantaranya:
1. Menurunkan tingkat kecemasan, depresi, atau perasaan kesepian
2. Lebih menghargai interaksi sosial dan hubungan
3. Meningkatkan kepercayaan diri, harga diri, dan kesadaran diri akan penggunaan media
4. Mengurangi rasa takut akan tertinggal tren di media sosial
5. Lebih fokus pada pekerjaan atau pelajaran
6. Mengurangi sakit kepala, leher, dan mata karena terlalu lama menatap ponsel
7. Meningkatkan kualitas tidur
Jika memang sudah sampai pada tahap mental yang bermasalah, segera berkonsultasi dengan ahlinya.
Yuk, kurangi waktu di media sosial, tingkatkan interaksi dengan lingkungan sosial. Rehat dari media sosial itu perlu, agar kesehatan mental kita tak terganggu.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H