Mohon tunggu...
ARI SUDRAJAT
ARI SUDRAJAT Mohon Tunggu... Penulis - Jurnalis
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Jadilah bagian dari perubahan untuk bangsa yang besar

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Antara Keselamatan Pelajar di Jalan Raya dan Kondisi Pelajar Pelosok Desa

18 Agustus 2022   23:12 Diperbarui: 18 Agustus 2022   23:34 595
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pelajar ke sekolah membawa sepeda motor kian menjadi perhatian pemerintah. Pasalnya perilaku pelajar di jalan raya semakin meresahkan, pada bulan Juni-Juli 2022, sebanyak 19 pelajar tewas akibat kecelakaan lalulintas.

Untuk mengurangi resiko bagi para pelajar di jalan raya Pemerintah melalui Kepolisian dan Dinas Pendidikan mengimbau agar pelajar Sekolah Dasar (SD) Sekolah Menengah Kejuruan (SMP) tidak membawa motor ke sekolah.

Sementara Ahmed Zaki Iskandar Bupati Tangerang, menyarankan agar para pelajar membawa sepeda saat ke sekolah karena lebih menyehatkan dan mengurangi polusi.

Kondisi ini tentu menyulitkan bagi orang tua, karena setiap pelajar memiliki kondisi, karakter dan latar belakang yang berbeda. Ada yang tinggalnya jauh di pelosok, tidak tersentuh oleh angkutan umum.

Ada orang tua yang memiliki waktu mengantar dan menjemput anak ke sekolah. Adapula orang tua yang sengaja memfasilitasi anaknya  sepeda motor agar lebih memudahkan saat berangkat dan pulang sekolah. Bebas mengantar.

Ada pelajar yang rela berjalan kaki menyusuri sawah, sungai dan jalanan jauh untuk sampai ke sekolah.  Dan mirisnya ada pelajar yang membawa sepeda motor dengan boncengan tiga orang bahkan lebih. Mereka masih dibawah umur. Belum memiliki Surat Izin Mengemudi (SIM), tidak memakai helm  bahkan tanpa pengaman yang lain.

Emosi mereka masih labil, tanpa pikir panjang dan dalam. Di jalan lengang mereka kebut-kebutan.di jalan macet mereka ugal-ugalan, dan di jalan sempit mereka menerobos tanpa hambatan.

Hanya melarang mungkin belum cukup. Hanya memberi sanksi mungkin belum efektif.  Sekolah tak menyediakan lahan parkir  maka mereka akan titip motor dimanapun.

Semua pasti peduli, semua memiliki tanggung jawab. Mari duduk bersama, berpikir jernih. Libatkan guru dan sekolah. Mari mencari solusi konprehensif. Tidak saling menyalahkan apalagi menghakimi. Pelajar hari ini adalah masa depan bangsa dan negara. Selamatkan mereka sekarang.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun