Masyarakat palestina dan masyarakat muslim dunia menyambut dengan antusias hasil sidang umum PPB beberapa tahun lalu (2012) tentang status Palestina sebagai negara pemantau non-anggota PBB. Palestina mendapat dukungan mayoritas, yaitu 138 (seratus tiga puluh delapan) anggota majelis umum PBB. Sementara hanya 9 (Sembilan) anggota yang menolak dan sisanya 41 (empat puluh satu) anggota netral. Dengan status tersebut palestina bisa bersatu ke dalam organisasi-organisasi PBB, serta dapat melakukan perjanjian dan kerja sama internasional.
Tidak terhenti disitu saja, Palestina terus memperjuangkanstatus negaranya sebagai Negara merdeka. Sengketa tanah dan wilayah dengan Israel menjadi Isu dunia yang terus berkobar. Demi mendapat pengakuan dunia sebagai Negara independen, palestina harus mempertaruhkan jiwa dan raga masyarakatnya. Selama puluhan tahun ini korban jiwa terus berdatangan, infrastruktur hancur dan kedamaian tak terjama di sana.
Permintaan dukungan atas Negara independen Palestina selalu digaungkan dan diperjuangkan. Kini Perdana Menteri Palestina Rami Hamdallah bertandang ke Indonesia dan bertemu Presiden Joko Widodo. Setidaknya ada harapan dari palestina untuk mendapat dukungan penuh dari pemerintah Indonesia. Mumpung pemimpin Negara-negara Asia Afrika berkumpul di Indonesia dalam Peringatan KAA. Kira-kira moment dalam Konferensi Asia Afrika, akan menjadi wadah pembahasan status negara-negara konflik; seperti Yaman dan kemerdekaan penuh palestina. (sembari berharap).
Jika kita menoleh kebelakang, agaknya perjuangan atas kemerdekaan Palestina, simetris dengan agenda Jokowi pada saat mencalonkan dirinya sebagai Capres tahun 2014 silam. Orang nomor satu di Indonesia ini berjanji untuk mendukung dan membantu Palestina meraih kemerdekaan penuh. Bagaimana bentuk dukungan itu? Kita nantikan aksi nyatanya.
Semoga pemerintah Indonesia berjuang penuh dan menjawab persoalan-persoalan yang dihadapi Palestina. Harapannya Jokowi menjadi pahlawan bagi kemerdekaan Palestina. Walaupun memang tidak mudah untuk merealisasikan kemerdekaan itu, yang terus dibayangi oleh kekuatan pembayang (Hidden Power). Inilah politik Internasional. Politik mengalahkan rasionalitas dan Humanity. Politik kadang mengabaikan Nilai-nilai Human Right.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H