Seperti apa yang saya sampaikan di atas, sama halnya dengan semua orang lainnya, remaja akan memandang segala sesuatu dari sudutnya sendiri. Terlepas dari kenyataan atau pandangan orang lain yang ada, bagi remaja, pandangannya sendiri itulah yang merupakan kenyataan dan ia bereaksi terhadap itu. Misalnya, ia memandang gurunya jahat, maka jahatlah guru itu dan remaja itu pun akan membenci sang guru, walaupun misalnya semua orang mengatakan bahwa guru itu baik. Kemampuan untuk memahami pandangan remaja, berikut seluruh perasaan yang ada di balik pandangan itu, merupakan modal untuk membangun empati terhadap remaja.
21-10-2016
Aristha J. Kusuma
http://www.aristhajkusuma.com