Jika bukan aku. Lantas, mengapa pandanganmu hanya tertuju padaku?
Berulangkali pertanyaan serupa terlintas di benak. Tak bisa dijeda, tak bisa pula ditolak.Â
Maka, maaf jika setiap waktuku diselingi permintaan validasi darimu. Validasi, bahwa aku adalah satu di antara banyak tujuan yang ingin kamu raih di masa depan.Â
Maaf, jika terkesan ragu dan percayaku padamu seperti pudar. Padahal, tidak.Â
Justru rasa percayaku kepada diriku sendiri yang telah mencapai batas minimum.Â
Benarkah perempuan sepertiku layak untuk diperjuangkan?
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!