Sebagai seorang perempuan yang hidup di lingkungan multikultural, saya memiliki hak istimewa untuk dikelilingi oleh kekayaan etnis dan budaya. Dari Arab, Melayu, Tionghoa, India, hingga Afrika, setiap kelompok membawa gaya hidup, kepercayaan, dan tradisi kuliner yang unik. Keberagaman ini adalah harta karun pengalaman dan perspektif. Namun, hal ini juga menimbulkan tantangan, karena tidak semua orang melihat perbedaan sebagai sumber kekayaan. Sebaliknya, beberapa orang menggunakan perbedaan ini untuk merendahkan orang lain, membandingkan dan membedakan dengan cara yang tidak menghormati dan menyebabkan konflik.
Tumbuh dalam lingkungan ini, saya sering menyaksikan akibat buruk dari intoleransi. Orang sering menggunakan perbedaan budaya sebagai alasan untuk menegaskan superioritas, yang berujung pada kata-kata yang merendahkan dan diskriminasi.Â
Perilaku yang memecah belah ini tidak hanya merugikan individu, tetapi juga merusak komunitas. Namun, di tengah tantangan ini, saya belajar bahwa toleransi dan cinta adalah kunci untuk hidup berdampingan secara damai. Saya percaya bahwa perbedaan tidak dimaksudkan untuk memisahkan kita, melainkan untuk memberikan peluang untuk belajar dan tumbuh.
Menghormati perbedaan sangat penting untuk menciptakan masyarakat yang harmonis. Dalam komunitas saya, kami mempraktikkan saling menghormati dan menerima latar belakang unik masing-masing. Ketika kita mendekati orang lain dengan cinta, kita membuka diri untuk memahami perspektif mereka.Â
Saya yakin bahwa setiap budaya dan sistem kepercayaan menawarkan kebijaksanaan yang berharga. Dengan berinteraksi dengan pengalaman yang beragam ini, kita dapat memperluas wawasan kita dan memperdalam apresiasi kita terhadap kekayaan dunia.
Salah satu aspek terindah dari keragaman budaya ini adalah variasi kuliner. Makanan menjadi jembatan universal yang menghubungkan orang-orang dari berbagai latar belakang.Â
Dari bumbu aromatik masakan India, rasa halus hidangan Tionghoa, hingga tekstur kaya makanan Afrika, setiap hidangan menceritakan kisah dan membawa sejarah. Berbagi makanan menjadi momen sakral di mana kita bisa merayakan perbedaan kita dengan rasa syukur, memperkuat rasa persatuan.
Namun, membangun dunia yang penuh toleransi tidaklah mudah. Dibutuhkan upaya bersama untuk mendidik diri kita sendiri dan orang lain tentang pentingnya menghormati keberagaman. Saya bermimpi tentang dunia di mana setiap orang bisa hidup berdampingan tanpa merasa lebih unggul atau inferior. Dunia di mana kita bisa belajar dari satu sama lain, berkolaborasi, dan saling mendukung, terlepas dari etnis, agama, atau latar belakang budaya. Dunia di mana perbedaan dilihat sebagai kekuatan, bukan sebagai ancaman.
Dalam perjalanan hidup saya, saya berusaha untuk selalu melihat segala sesuatu melalui kacamata cinta. Saya percaya bahwa cinta adalah bahasa universal yang melampaui semua batasan. Ini adalah kekuatan yang mampu menyatukan orang-orang, terlepas dari perbedaan yang ada.Â
Dengan cinta, kita bisa menciptakan dunia yang lebih baik, lebih damai, dan lebih harmonis. Mari kita merangkul keindahan keberagaman, membangun persahabatan dan pengertian. Bersama-sama, kita bisa menjadikan dunia ini tempat di mana setiap orang merasa dihargai dan dihormati, merayakan kemanusiaan kita yang beragam dan indah.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H