Mohon tunggu...
Aris Prasetiyanto
Aris Prasetiyanto Mohon Tunggu... -

-Khalifah Fil Ard\r\n-Mahasiswa\r\n-Motivator\r\n-Pendidik\r\n-Penulis

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Permata yang Hilang

26 Maret 2013   15:22 Diperbarui: 24 Juni 2015   16:11 182
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Salah satu pelajaran penting yang dapat diambil dari proses penciptaan Adam(manusia) adalah Allah menciptakannya dengan pengetahuan dan menganugerahkannya dengan pengetahuan pula. Itulah yang membuat pembeda antara dia dengan makhluk Allah yang lain. Setiap tahap dari perkembangan manusia; penemuan besar dan kecil, temuan teknologi hingga kualitas peradaban suatu bangsa, semua itu tercipta berdasarkan tingkat ilmu yang dimiliki. Dalam agama islam, menuntu ilmu merupakan pesan agung pertama kalinya yang disampaikan Allah melalui malaikat Jibril kepada Muhammad “Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang menciptakan. Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Maha Mulia. Yang mengajar (manusia) dengan Pena. Dia mengajarkan manusia apa yang tidak diketahuinya” (Al alaq 1-5). Perintah ini kemudian dipraktikkan sepenuhnya oleh generasi Assabiqunal awwalun hingga Khulafaurrasyidin yang pada masanya mampu membawa Islam mencapai zaman keemasan selama 7 abad lamanya. Pada masa khalifah Al Ma’mun, Bagdad dilukiskan seperti kota cahaya, terang benderang karena kemilau tradisi keilmuannya.Pemerintahan Islam saat itu berhasil mendirikan Baitul hikmah yang kemudian menjadi pusat kajian ilimiah di dunia. Kesenian, ilmu pengetahuan dan teknologiberkembang pesat berkat sikap ajeg’(konsisten, masif) melestarikan trdisi keilmuan, bahkan kemajuan tersebut menjadikan buku-buku karya orang Islam dipakai sebagai buku pedoman wajib untuk perkuliahan di Eropa sampai hampir lima abad.

Kalau sekarang sekelompok orang islam menggembar-gemborkan seruan anti barat bahkan berpendapat sangat ekstrim dengan menolak apapun yang berhubngan dengan barat hingga ilmu pengetahuan sekalipun. Pemikiran seperti itu bukanlah solusi bijak yang patut kita anut. Sayidina Ali dalam hal ini pernah mengatakan “ilmu adalah permata orang islam yang hilang, dimanapun kamu temukan, maka ambillah”. Kemajuan yang dicapai barat saat ini merupakan sumbangan besar dari ilmuan-ilmuan islam pada zamannya, kenapa demikian? Sebab merekalah yang menemukan sekaligus meletakkan dasar-dasar disiplin ilmu. Sebut saja Al Khawarijmi ahli matematika, Ibnu Sina Ahli kedokteran dll.

Belajar sejarah dari suatu bangsa , umat, organisasi, hingga kesuksesan seorang tokoh dapat disimpulakan bahwa maju tidaknya suatu negeri, orgnisai hingga capaian prestasi individu terletak pada kualitas SDMnya. Sejauh mana tingkat kelimuan yang dmiliki, komitmen untuk mengamalkannya menjadi kunci keberhasilan yang tidak bisa ditawar lagi. Dalam suatu uangkapan indah disebutkan “Barang siapa yang menginginkan berhasil di dunia maka dengan lmu, barang siapa yang menginginkan kesuksesan akhirat maka dengan ilmu”. Jadi, jangan tunggu sebuah penyesalan yang datangnya dikemudian hari! Mari bergegas menuntut ilmu. Ini perintah Tuhan, bukan untukNya semata tapi juga lebih pada keberhasilan seorang hambaNya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun