Mohon tunggu...
Aris Setyawan
Aris Setyawan Mohon Tunggu... Dosen - Dosen STIKes Surya Global Yogyakarta, Mahasiswa Doktoral Farmasi UAD, Penulis & Peneliti Thibbun Nabawi, Sekertaris Umum International Islamic Medicine Forum, Direktur RSH In Care.

-

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Aromaterapi dalam Kesehatan Islam

13 Mei 2024   10:03 Diperbarui: 13 Mei 2024   10:06 178
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Ns Aris Setyawan S.Kep.,MHPE

Dosen STIKes Surya Global Yogyakarta

Mahasiswa Doktoral Farmasi UAD

Allah menciptakan manusia dengan sebaik baiknya bentuk, penuh kesempurnaan dan keseimbangan. Kesempurnaan, karena manusia tersusun atas unsur jasad (fisik), ruhh (nafs), qolbu, dan akal. Allah berfirman "Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya." (QS. At Tin : 4). Selain sempurna Allah juga memberikan keseimbangan di dalam tubuh manusia. "Yang telah menciptakan kamu lalu menyempurnakan kejadianmu dan menjadikan (susunan tubuh)mu seimbang"  (QS. Al Infithar : 7).

Kesempurnaan dan keseimbangan yang bersinergi akan membentuk sebuah kondisi sehat. Inilah fitrah yang sudah seyogyanya wajib dijaga oleh manusia. Banyak upaya yang bisa diakukan untuk menjaga Kesehatan, namun sebagai seorang muslim kita paham betul bahwa Allah sudah memberikan petunjuk melalui Al Quran dan As Sunnah. Di dalam Al Quran Allah sebutkan banyak jenis tanaman herbal dan bunga yang harum baunya. Diciptakanya wewangian merupakan salah satu bentuk kecintaan Allah kepada kita, seperti dalam Firman-Nya : "Dan bumi telah dibentangkan-Nya untuk makhluk(-Nya), di dalamnya ada buah-buahan dan pohon kurma yang mempunyai kelopak mayang, an biji-bijian yang berkulit dan bunga-bunga yang harum baunya" (QS Ar-Rahman :10-12).

Selain Al Quran, Allah berikan petunjuk melalui As Sunnah, yaitu apa apa yang di lakukan, di perintahkan dan di cintai oleh Nabi Muhammad. Salah satu hal didunia ini yang dicintai Rasulullah adalah wewangian. Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, "diberi kecintaan kepadaku dari (urusan) dunia kamu, ialah: wanita, harum-haruman/wangi-wangian dan dijadikan kesejukan mataku di dalam shalat." (SHAHIH Riwayat Ahmad, Nasa'i, Hakim dan Baihaqi dari jalan Anas bin Malik).

Dari Aisyah radhiyallahu anha beliau berkata, "Rasulullah  memerintahkan membangun masjid-masjid di kampung-kampung dan dibersihkan serta diberi wewangian." (H.R Abu Dawud, atTirmidzi, Ahmad, dishahihkan Ibnu Khuzaimah dan al-Albany)

Jika kita menghayati ayat dan hadits tersebut, maka kita akan sadar ternyata bunga-bunga wangi yang diciptakan Allah memiliki manfaat yang besar bagi kesehatan. Lebih dari lima ribu tahun yang lalu bangsa mesir telah menggunakan getah dan minyak dari tumbuhan untuk dijadikan dupa pengharum ruangan, obat berbagai penyakit dan perawatan tubuh. Banyak jenis minyak esensial yang bisa digunakan sebagai aromaterapi yang bermanfaat melancarakan fungsi tubuh dan mengembalikan keseimbangan bioenergy tubuh. 

Banyak jenis-jenis tumbuhan herbal yang diresepkan oleh Rasulullah sebagai obat. Di dalam Ayat Quran dan Hadits tentang minyak aromaterapi menjelaskan bahwa masyarakat muslim senang membakar wangi-wangian minyak aromaterapi di rumah mereka.

Prestasi puncak dalam peradaban Islam terjadi pada masa Kerajaan Islam Cordoba. Ibnu Sina yang menguasai bidang kimia, kedokteran, dan matematika;penemuan  teknik destilasi pemanasan uap air untuk menghasilkan essential  oil Rose dan mengabadikannya dalam sebuah literatur ilmiah. Setelah pasca perang Salib, banyak literatur-literatur Islam yang dihancurkan dan dilupakan  dan industri essential oil berpindah dari dataran Arab ke Eropa, yakni negara Parancis

Aroma terapi merupakan salah satu terapi komplementer dengan kategori mind body therapy yang terbukti efektif dalam mengatasi masalah psikologis seperti kecemasan, stress dan depresi karena sifatnya yang menenangkan (Dehkordi et al., 2017)(Setyawan et al., 2021)(Akbari et al., 2019) (Setyawan & Oktavianto, 2020).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun