Mohon tunggu...
Aris Rasyid Setiadi
Aris Rasyid Setiadi Mohon Tunggu... Mahasiswa - Manusia Biasa Yang Ingin Menulis

Instagram : aris_rasyid12 blog pribadi : https://immawanarisrasyid.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Beragam Kegamangan Anak Muda Soal Tunjangan Hari Raya

7 April 2024   06:24 Diperbarui: 7 April 2024   06:26 54
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Asal usul THR dapat ditelusuri kembali ke masa kolonial Belanda di Indonesia. Pada awalnya, THR dikenal sebagai "Kerstgeld" (uang Natal) bagi para pekerja pribumi. Pemberian ini sebagian besar dipraktikkan oleh perusahaan-perusahaan Belanda sebagai bentuk penghargaan dan kesejahteraan bagi karyawan mereka menjelang Natal. Seiring dengan berjalannya waktu, praktik ini berkembang, dan THR mulai diberikan tidak hanya menjelang Natal tetapi juga menjelang perayaan lainnya, seperti Idul Fitri.

Tunjangan Hari Raya (THR) telah menjadi topik yang hangat diperbincangkan, terutama di kalangan anak muda Indonesia. Meskipun menjadi tradisi yang telah mengakar dalam budaya kerja, sebagian anak muda merasa keresahan terhadap berbagai aspek yang terkait dengan THR. Berikut adalah beberapa keresahan yang sering dirasakan oleh anak muda:

1. Besaran THR yang tidak memadai:

Anak muda sering kali merasa bahwa besaran THR yang mereka terima tidaklah cukup untuk mengakomodasi biaya hidup mereka, terutama di tengah kenaikan harga-harga kebutuhan pokok dan biaya hidup yang semakin tinggi. Seiring dengan pertumbuhan ekonomi, banyak yang merasa bahwa besaran THR yang diatur oleh undang-undang tidak lagi mencerminkan realitas ekonomi saat ini. Apalagi jika berkumpul dengan keluarga besar dan tidak diberi THR karena sudah 'mandiri' dibanding sang adik kecilnya yang ujung-ujungnya "uangnya dipegang mama ya".

2. Keterlambatan pembayaran THR:

Salah satu keresahan utama adalah keterlambatan pembayaran THR oleh perusahaan tempat mereka bekerja. Anak muda sering kali menemui situasi di mana THR mereka tidak dibayarkan tepat waktu, bahkan hingga setelah hari raya berlalu. Hal ini tidak hanya menimbulkan ketidakpastian finansial, tetapi juga menimbulkan rasa tidak dihargai oleh perusahaan tempat mereka bekerja. 

3. Perlakuan tidak adil terkait THR:

Anak muda juga sering merasa bahwa ada ketidakadilan dalam perlakuan terkait pembayaran THR di tempat kerja mereka. Beberapa melihat bahwa pekerjaan mereka yang bersifat kontrak atau lepas tidak mendapatkan hak yang sama dalam menerima THR dibandingkan dengan pekerja tetap. Selain itu, adanya perbedaan besaran THR antara satu perusahaan dengan perusahaan lain juga menjadi masalah yang seringkali dipertanyakan.

4. Tidak adanya transparansi dalam penyaluran THR:

Banyak anak muda yang merasa bahwa proses penyaluran THR tidaklah transparan, dan mereka tidak diberi informasi yang cukup tentang hak-hak mereka terkait THR. Hal ini menciptakan ketidakpastian dan kekhawatiran akan proses pembayaran THR yang tidak jelas.

5. Tantangan dalam menegakkan hak-hak terkait THR:

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun