Mohon tunggu...
Aris  Pulsar
Aris Pulsar Mohon Tunggu... Freelancer - Traveler, Writer

Enjoy Life

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Aceh Lon Sayang

26 Juni 2024   14:21 Diperbarui: 26 Juni 2024   14:31 81
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kota Banda Aceh di usia yang ke 819 tahun mengalami banyak kisah yang tertoreh dalam perjalanan linimasa. Kegemilangan pada masa pemerintahan para Sultan dan Sultanah, Perang biadab yang berkecamuk masa perlawanan terhadap agressor Belanda, belumlah usai isak tangis kepiluan disusul dengan Perang Cumbok lalu dengan Perang DI/TII dilanjutkan dengan konflik bersenjata Gerakan Aceh Merdeka dan Bencana Dahsyat Tsunami yang meluluh lantakkan Kota Banda Aceh. Peristiwa-peristiwa itu tidak lantas membuat Masyarakat Kota Banda Aceh untuk menyerah dan meratapi hidup. Mentalitas masyarakat yang tangguh dan berkeyakinan kuat kepada Sang Pencipta membuat catatan-catatan peristiwa terus terukir dalam benak Masyarakat Aceh yang terus dituturkan turun-temurun dari generasi ke generasi.

Kota Banda Aceh saat ini sedang bersolek mengikuti perkembangan jaman diikuti oleh bertambahnya populasi penduduk, memberi ruang lebih atraktif sebagai salah satu destinasi wisata yang melengkapi keberagaman di Indonesia. Banda Aceh pun tak luput dari lirikan para Investor dengan melihat pangsa pasar yang besar untuk masuk berkompetisi menawarkan berbagai macam produk baik dari lokal maupun luar Banda Aceh.

Geliat perekonomian beranjak naik dapat dilihat dari  jumlah kunjungan wisatawan yang terus meningkat dari tahun ketahun dimana hal ini menjadi tantangan tersendiri bagi masyarakat Banda Aceh. Sebagai tuan rumah tentu akan menyajikan yang terbaik agar wisatawan akan betah tinggal berlama-lama di Banda Aceh.

Nuansa wisata Islami yang sangat lekat dengan kultur masyarakat Aceh tetap menjadi daya tarik tersendiri, dapat kita rasakan saat penerbangan memasuki wilayah Aceh pramugari akan berganti busana dengan memakai hijab atau sepanjang jalan lintas Medan -- Banda Aceh akan sangat mudah ditemukan masjid-masjid besar yang dapat diakses kapanpun.

Ada waktu tertentu yang cukup berkesan bagi wisatawan ketika hadir di Kota Banda Aceh, di tengah kesibukan dan hiruk pikuk suasana di warung-warung kopi ketika  menjelang magrib, pemilik toko serempak menutup pintu-pintu toko mereka dan meredupkan lampu lampu dan menurunkan volume suara untuk khidmat mendengar lantunan suara Azan Magrib dan bersiap untuk melaksanakan sholat. 

Bagi masyarakat Banda Aceh itu menjadi lumrah dan hal biasa, namun untuk wisatawan yang datang pertama kali terutama yang beragama Islam menjadi catatan sendiri dihati mereka masing-masing. Ada goncangan bathin, terkesima dan rasa keakraban berakar dari  konsep islam bahwa semua muslim adalah saudara. Rasa itu yang akan terus terpatri dalam sanubari menjadi pengalaman bagi wisatawan yang berkunjung. Tidak hanya prinsip hospitality dalam dunia wisata yang ditawarkan ada bagian lain  perasaan guyub,akrab dan persaudaraan yang dalam menjadi daya pikat tersendiri.

Toleransi dan menjunjung tinggi nilai-nilai lokal Aceh dapat dilihat ketika wisatawan manca negara ( Non Muslim ) berkunjung, paling tidak mereka mengenakan kerudung dan berpenampilan " Sopan " saat berada di Banda Aceh ini menunjukkan prilaku yang sangat diapresiasi oleh masyarakat. Tentu  kerudung yang dikenakan tidak akan merubah orientasi mereka kepada ketuhanan itu sendiri. Prilaku Wisman tersebut sekaligus menjawab pertanyaan yang sering dilontarkan, "Bagaimana jika tidak memakai jilbab saat ke Banda Aceh.?

Jika dikemas dengan apik Justru ini menjadikan sesuatu yang bernilai saat wisatawan berinteraksi dengan masyarakat lokal, akan  menjadi " Personal Branding " bagi wisatawan itu sendiri yang didapat hanya ketika berkunjung ke Aceh.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun