Mohon tunggu...
Aris Permana
Aris Permana Mohon Tunggu... Guru - Guru Bahasa Indonesia MTs PUI KASTURI

Hobi menulis sastra

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Rindu di Ujung Senja

31 Januari 2025   09:50 Diperbarui: 31 Januari 2025   09:48 54
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Rindu di Ujung Senja

Aris Permana,S.Pd

Aku masih ingat saat pertama kali aku melihatnya. Ia berdiri di tepi pantai, menatap ke arah laut yang biru. Senja yang mulai turun membuat langit berubah menjadi merah keemasan. Aku merasa seperti sedang melihat sebuah lukisan yang indah.

Aku mendekatinya, dan ia menoleh ke arahku. Mata kita bertemu, dan aku merasa seperti sedang terkena petir. Ia tersenyum, dan aku merasa seperti sedang melihat cahaya yang menerangi kegelapan.

"Namamu siapa?" aku bertanya, mencoba untuk tidak terlalu terkesan.

"Aku Raisa," jawabnya, dengan suara yang lembut seperti musik.

Aku memperkenalkan diri, dan kita mulai berbicara. Aku merasa seperti sedang berbicara dengan seseorang yang sudah aku kenal selama bertahun-tahun. Raisa memiliki kepribadian yang unik, dan aku merasa seperti sedang terpesona olehnya.

Hari-hari berlalu, dan kita semakin dekat. Aku mulai merasakan perasaan yang aku tidak pernah rasakan sebelumnya. Aku jatuh cinta dengan Raisa.

Tapi, aku tidak berani mengungkapkan perasaanku kepada Raisa. Aku takut bahwa ia tidak akan merasakan hal yang sama. Aku memutuskan untuk menunggu waktu yang tepat untuk mengungkapkan perasaanku.

Suatu hari, kita berjalan-jalan di pantai yang sama tempat kita pertama kali bertemu. Senja yang mulai turun membuat langit berubah menjadi merah keemasan. Aku merasa seperti sedang melihat sebuah lukisan yang indah.

Aku memegang tangan Raisa, dan ia tidak menariknya kembali. Aku merasa seperti sedang mendapatkan sinyal bahwa ia juga merasakan hal yang sama.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun