Mohon tunggu...
Muhammad Ramli Arisno
Muhammad Ramli Arisno Mohon Tunggu... Jurnalis - Jurnalis

Dulu hobi baca, sekarang lebih suka nonton berita. Memiliki ketertarikan dengan politik dan psikologi.

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Jepit Testis dan Bawang Putih di Anus (Sakit Politik Politikus Sakit)

1 Januari 2016   05:23 Diperbarui: 1 Januari 2016   05:23 705
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Karena tidak ada cara lain dan sudah kepepet, saran itu dilakukan sang Ketua. Dan benar saja. Dia mulai demam menjelang subuh. Mungkin mengalami inpeksi. Demamnya kian meninggi saja ketika aparat datang menjemput bersama beberapa wartawan dan seorang dokter yang sengaja disiapkan untuk mengecek kesehatan target mereka yang sebelumnya diketahui dari ajudan yang bertugas di kantor DPRD, kalau bosnya sedang sakit.

Karena benar-benar sakit, akhirnya polisi urung memeriksa sang ketua. Malah mereka-lah yang justru mengantarkan ke rumah sakit dan langsung opname sekian lama di ruang VIP. Saat opname inilah, sang ketua berkesempatan beres-beres dengan mengutus kaki tangannya, membereskan semua urusan administrasi seputar ijazah diduga palsu yang digunakannya saat pencalonan waktu itu.

Soal trik pura-pura sakit ini juga sukses dilakukan seorang kawan yang pernah nyantri di salah satu Ponpes tradisional. Sistem pondok yang sangat ketat mengatur santrinya hanya bisa keluar dari lingkungan Ponpes sekali dalam seminggu, yaitu di hari Jumat. Itu pun digunakan untuk sholat Jumat di masjid terdekat. Sore harinya, atau Jumat sore para santri sudah harus berada di pondok untuk mengikuti sholat magrib berjemaah. Nah, suatu waktu teman saya ini ingin keluar malam minggu untuk nonton konser di kota. Kalau keluar di luar jadwal libur mereka harus izin ke Kyai. Dan biasanya sangat jarang diizinkan kalau alasannya itu bukan karena sakit, ada keluarga yang meninggal dunia, atau urusan penting dan masuk akal lainnya yang tidak bisa ditunda.

Pernah ada penghuni Ponpes yang berpura-pura sakit. Dengan muka yang meringis dan akting meyakinkan, dia minta izin pada Kyai untuk berobat, namun gagal. Sang Kyai ternyata tahu, kalau yang bersangkutan bohong, hanya dengan mendeteksinya melalui jabat tangan.

Kegagalan yang sama tentu saja dialami rombongan santri yang berniat nonton konser. Satu persatu santri yang mengaku sakit, ketahuan bohong setelah bersalaman dengan Kyai. Kecuali teman saya. Semua heran, mengapa dia bisa lolos. Padahal jelas-jelas dia segar bugar, sehat walafiat. Tidak mengalami sakit apapun saat bersalaman dengan Kyai. Rahasia itu, beberapa tahun kemudian (setelah lulus) diceritakannya pada saya.

Mau tahu rahasianya? Rahasianya adalah dengan cara membuat sakit benaran. Jadi begini, sebelum bertemu dan bersalaman dengan Sang Kyai, dia membuat sakit beneran dirinya dengan menjepitkan penjepit pakaian ke bagian, maaf, testis alias biji alat vitalnya sebelum bersalaman dengan Kyai. “Lie Detector” Sang Kyai ternyata mampu ditipunya dengan trik sakit tadi. Dia pun selamat keluar dari Ponpes dan menonton konser dan bersenang-senang di kota. Demikian. Ada yang mau nyoba?

***

Saat membuat tulisan ini, saya sambil nonton tv selain Metro TV yang sedang ramai mengulas berita Surya Paloh, Bos Metro TV yang tidak kunjung memenuhi pemanggilan KPK terkait kasus Bansos Gubernur Sumatera Utara Gatot Pujo Nugroho. Ada yang bilang, dia sedang sakit dan berobat di luar negeri. Kalau bertemu beliau, bilang saja, trik penjepit jemuran dan bawang putih boleh dicoba. Semoga beruntung, hehehe...()

http://wcpria.blogspot.co.id/

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun