Tentangmu masihlah sebongkah pilu
Dari sendu yang tergantung di langit ujung
Semburat senja hanya sesaat
Jingga murung, urung mengusir kelamnya mendung
Perihalmu tertinggal di lembayung petang
Kenang yang tak mengenal lekang
Ranum senyum berwarna pelangi
Menguar harum hingga palung hati
Aku enggan berpaling
Karena pada tatapmu ada telaga terbening
Jangan biarkan segenap harapan terkaram
Sungguh, dalam samudra sayangmu rela
kutenggelam
Padamu tuan pemilik mata elang
Genggamlah utuh seluruh angan
Sebelum hilang terbawa angin
Hingga rindu pun beku dalam pelukan dingin
Padamu tuan pemilik senyum manis
Yang menyapu setiap hadir dengan puitis
Kutunggui sampai akhir pertemuan diri
Hingga penantian ini kelak kan menghempas kepiluan hati
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H