Ada yang selalu kekal ketika kita bicara tentang doa
yang maknanya itu-itu juga
yang entah kapan sampai tujuan dan maksudnya
karena pengantarnya telah bergegas-gegas dalam berangkat
: moksa
Syukurlah, jika saja
bercantum garis-garis yang lepas itu, kemudian
ingatan-ingatan yang rekah itu benar-benar masih yang dulu
(ikatan-ikatan yang retas di pucuk lidah itu
pun masih ikatan yang dulu
hanya sedikit lebih getas karena ingar sejak lampau menumbuknya)
tidaklah akan menjadi dosa
Setidaknya yang kekal itu tak akan hanya terbang
dan jatuh lagi
dan pupur lagi
seperti dalam shalatku yang abu-abu
kadang pula merah, siluet yang marah
Setidaknya yang kekal tak hanya ada
seperti ritus yang menikam jantungku dengan khidmat
entahlah dengan kiblat
Cigugur, 16 November 2010
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI