Mohon tunggu...
A K Basuki
A K Basuki Mohon Tunggu... karyawan swasta -

menjauhi larangan-Nya dan menjauhi wortel..

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Ketika Berdoa

17 November 2010   01:22 Diperbarui: 26 Juni 2015   11:33 73
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Ada yang selalu kekal ketika kita bicara tentang doa

yang maknanya itu-itu juga

yang entah kapan sampai tujuan dan maksudnya

karena pengantarnya telah bergegas-gegas dalam berangkat

: moksa



Syukurlah, jika saja

bercantum garis-garis yang lepas itu, kemudian

ingatan-ingatan yang rekah itu benar-benar masih yang dulu

(ikatan-ikatan yang retas di pucuk lidah itu

pun masih ikatan yang dulu

hanya sedikit lebih getas karena ingar sejak lampau menumbuknya)

tidaklah akan menjadi dosa



Setidaknya yang kekal itu tak akan hanya terbang

dan jatuh lagi

dan pupur lagi

seperti dalam shalatku yang abu-abu

kadang pula merah, siluet yang marah



Setidaknya yang kekal tak hanya ada

seperti ritus yang menikam jantungku dengan khidmat



entahlah dengan kiblat



Cigugur, 16 November 2010

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun