Suara Demokrat Naik Drastis, Potensi Rebut Kursi Gubernur Kalteng di Depan Mata
PALANGKA RAYA - Bergabungnya Partai Demokrat ke dalam pemerintahan Jokowi pada tanggal 21 Februari 2024 kemarin memang menimbulkan pro dan kontra di masyarakat. Namun berbicara tentang posisi politik, Demokrat dinilai mengambil jalur yang tepat usai 9 tahun 4 bulan memilih jalan sebagai oposisi atau tepatnya sejak Jokowi dilantik sebagai Presiden Republik Indonesia Ketujuh pada tanggal 20 Oktober 2014.
Ditandai dengan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), Ketua Umum Partai Demokrat yang menjadi Menteri Agraria dan Tata Ruang atau Kepala Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN) Republik Indonesia. Perolehan suara Demokrat terbukti mengalami kenaikan dari 10.876.507 suara pada pemilu 2019 menjadi 11.283.160 suara di pemilu 2024. Meskipun dengan perolehan kursi yang lebih sedikit yaitu hanya 44 kursi dari yang sebelumnya berjumlah 54 kursi.Â
Perolehan suara Demokrat di sejumlah daerah juga turut mengalami kenaikan, salah satunya di Kalimantan Tengah. Menempati urutan ketiga, perolehan suara Demokrat naik signifikan menjadi 154.407 suara dari pemilu sebelumnya yang hanya meraih 87.504 suara. Kenaikan suara Demokrat sendiri sangat dipengaruhi oleh faktor masuknya H. Nadalsyah, yang mana suara pribadinya mencapai 92.311 suara.Â
Dimana H. Nadalsyah juga berhasil menduduki peringkat ketiga suara pribadi terbanyak. Yang mana peringkat 1 dan 2 sendiri ditempati oleh Muhammad Syauqie dan Agustiar Sabran dengan perolehan 106.516 suara dan 97.772 suara. Meskipun baru pertama kali ikut, Nadalsyah berhasil mengalahkan Bambang Purwanto, petahana dari partai yang sama. Yang mana saat pertama terjun di 2019, Bambang hanya memperoleh 21.725 suara dan naik tipis menjadi 28.793 suara di pemilu 2024.
H. Nadalsyah atau akrab disapa Koyem sendiri merupakan mantan Bupati Barito Utara yang menjabat selama 2 periode berturut-turut. Kemunculannya pada pemilu 14 Februari 2024 kemarin dinilai sebagai upaya untuk melakukan segmentasi politik jelang pilkada serentak 27 November 2024. Mengingat identifikasi dan pemetaan karakteristik dari konstituen politik, baik dengan pertimbangan geografis, demografis atau keberpihakan pemilih penting dilakukan.Â
Langkah ini disinyalir juga sebagai jawaban atas rekomendasi partai berlambang mercy yang sudah sejak lama memintanya untuk menjadi Gubernur Kalimantan Tengah. Mengingat pada pemilihan 9 Desember 2020 lalu dirinya juga sempat ditawari untuk maju namun ia memilih menundanya. Penyebab utamanya saat itu karena banyak dorongan dari tokoh masyarakat dan keluarga yang meminta dirinya untuk fokus menyelesaikan pembangunan di daerah asalnya.Â
Berbeda cerita dengan kondisi sekarang. Pria kelahiran Barito Utara, 12 Maret 1965 ini sudah menyelesaikan tugas dan kewajibannya. Mantan tukang tambal ban yang saat ini sukses sebagai pengusaha tambang ini juga telah berhasil membuktikan bahwa dirinya mampu bersaing dengan nama-nama besar yang lolos ke senayan. Menandakan bahwa H. Nadalsyah atau Koyem mempunyai bekal popularitas dan elektabilitas yang positif di masyarakat.Â
Selain itu, Sugianto Sabran pada 28 Juli 2019 lalu sempat mengisyaratkan jika sudah saatnya ada pergantian kepemimpinan, dimana Koyem selaku perwakilan wilayah DAS Barito dinilai layak melanjutkan pembangunan. Berbekal perolehan 6 kursi di DPRD Provinsi, hanya perlu tambahan 3 kursi lagi untuk mengukir sejarah dengan menjadikan Koyem sebagai Gubernur Kalimantan Tengah pertama dari Demokrat.Â
Reporter: Aris Kurnia Hikmawan
Editor: Aris Kurnia Hikmawan