[caption id="attachment_291195" align="alignleft" width="295" caption="do your plan"][/caption]
Permaslahan yang selama ini menjadi pekerjaan rumah yang tidak selesai-selesai bagi masyarakat di negeri ini adalah bertambahnya jumlah pengangguruan dari kalangan terdidik. Tiap tahun jumlah lulusan semakin bertambah, akan tetapi lapangan pekerjaan tidak bertambah. Sementara para lulusan sekolah maupun perguruan tinggi pada umumnya memiliki pola pikir pencari kerja bukan menciptakan pekerjaan.
Akhir-akhir ini memang banyak dorongan dan himbauan untuk menjadi pengusaha. Akan tetapi bagi kalangan anak muda tidak mudah merubah atau menghilangkan hambatan pola pikir bahwa berwirausaha selalu terkait dengan hal-hal besar dan menantang, membutuhkan modal dana, skill, taktik, dan ilmu yang khusus. Negative thinking seperti inilah yang seringmenghambat generasi muda untuk berwirausaha. Padahal kesempatan menjadi pengusaha sukses akan datang kepada orang yang memiliki keberanian untuk memulainya. Atau akankah kita menjadi penonton saja dan mengigit jari ketika melihat orang lain telah meraih kesuksesan berwirausaha, padahal dahulu ia kondisinya sama dengan kita, yang berbeda hanyalah ia berani memulai sedangkan kita tidak.
Apakah Wirausaha itu?
Kewirausahaan (Entrepreneurship)atau wirausaha sendiri menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) memiliki arti orang yang pandai atau berbakat mengenali produk baru, menentukan cara produksi baru, menyusun operasi untuk mengadakan produk baru, memasarkan, serta mengatur permodalan operasinya. Hal itu sejalan dengan definisi dari seorang ahli bernama Penrose yang menguraikan wirausaha sebagai langkah mengidentifikasi peluang-peluang didalam sistem ekonomi. Sedangkan orang yang melakukan kegiatan kewirausahaan disebut wirausahawan.
Tingkat Kewirausahaan di Indonesia Masih Minim.
Kewirausahaan kini dirasa sebagai “the backbone of economy” atau yang disebut juga dengan tulang punggung perekonomian negara. Yang dimaksud dengan tulang punggung perekonomian negara di sini yaitu kewirausahaan yang menjadi suatu tumpuan pengukur kemakmuran perekonomian negara. Di negara-negara maju seperti Amerika, Singapura, Jepang, lebih didominasi dengan pertumbuhan industri-industri maju yang dikembangkan sendiri oleh warga negara setempat, sehingga bisa menciptakan lapangan kerja bagi warga negara sendiri maupun warga negara asing. Dan hal itu mampu mendorong tingkat kemakmuran perekonomian Negara-negara tersebut.
Jumlah wirausahawan di Indonesia hingga sekarang mencapai 2,5 persen atau 6.128.655 orang dari total semua penduduk. Hal itu masih sangat rendah jika dibandingkan dengan negara-negara maju di dunia yang memiliki tingkat pertumbuhan ekonomi tinggi. Bandingkan saja dengan negara-negara di Asia, persentase penduduk Singapura yang berwirausaha mencapai 7 persen, Malaysia mencapai 5 persen, sementara China dan Jepang mencapai 10 persen. Masih lebih rendah lagi jika dibandingkan dengan jumlah wirausahawan di Amerika Serikat yang mencapai 11,5-12 persen (Badan Pusat Statistik, 2013).
Angka wirausahawan di Indonesia memang telah meningkat dari tahun ke tahun yakni dari 0,24 persen pada 2009 menjadi 1,56 persen pada Januari 2012, hingga sekarang menjadi 2,5 persen. Akan tetapi, jangan sampai angka tersebut menjadi batas acuan maksimal. Sebab, wirausahawan ini yang akan menjadi penggerak pembangunan ekonomi Indonesia. Minimnya tingkat wirausaha itu disebabkan karena rendahnya tingkat Sumber Daya Manusia masyarakat Indonesia. Dan hal ini karena sistem pendidikan di negara belum mampu melahirkan manusia yang memilki life skill memadai. Faktor lain yang mempengaruhi yakni minat dari masyarakat sendiri.
Perlu Ada Minat dari Masyarakat dan Peningkatan Sumber Daya Manusia (SDM)
Setelah melihat perbandingan presentase wirausahawan Indonesia dengan negara yang sudah maju, maupun tingkat pengangguran, dan tingkat pendidikan di Indonesia, wajar jika Indonesia masih dikatakan sebagai negara berkembang. Umumnya masyarakat Indonesia lebih memilih profesi PNS dari pada menjadi wirausahawan. Meskipun pada kenyataannya, menjadi wirausahawan lebih baik dari pada hanya menjadi PNS, karena dengan menjadi pengusaha maka dapat ikut andil dalam kesejahteraan. Minimnya minat masyarakat untuk berwirausaha, karena pada umumnya mereka takut akan kegagalan. Hal ini seakan-akan telah menjadi watak yang sulit untuk dihilangkan.
Oleh karena itu harus ada keberanian dari kalangan muda untuk menembus bermimpi dan mewujudkan impian tersebut. Karena salah satu kunci pokok berwirausaha yaitu BERANI. Dunia telah membuktikan bahwa banyak penemuan ilmiah berdasarkan mimpi dan hayalan. Mobil-mobil sekarang dan juga kemajuan teknologi yang lain juga bersasal dari impian dah hayalan orang-orang terdahulu. Dan ketika mimpi dan hayalan terwujud, maka kesuksesan sudah menanti di depan mata.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H