Mohon tunggu...
Ariska Rini
Ariska Rini Mohon Tunggu... -

economist wanna be

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Dangkalnya Kualitas Penelitian Tentang Middle Income Trap

3 Oktober 2014   18:22 Diperbarui: 17 Juni 2015   22:30 87
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mungkin para ekonom sering mendengar istilah Middle Income Trap. Ya, istilah ini mulai diperkenalkan oleh Indermit Gill dan Homi Kharas dari Bank Dunia. Setelah itu banyak yang melakukan penelitian tentang fenomena ini. Sebelumnya, saya akan menjelaskan untuk yang belum tahu banyak tentang istilah ini .

Middle Income Trap adalah fenomena pada negara-negara yang masuk dalam kelas menengah berdasarkan Bank Dunia, namun tidak dapat naik kelas karena terjadinya pertumbuhan ekonomi yang melambat. Pertumbuhan ekonomi yang melambat ini diakibatkan karena berbagai hal, namun difokuskan pada penurunan produktivitas. (Aiyar 2013)


Adakah hal ganjil dalam pengertian tersebut?

Hal-hal ganjil yang saya sendiri temukan adalah sebagai berikut:

1. Syarat Middle Income Trap adalah pertumbuhan yang melambat oleh negara kelas menengah, sedangkan pertumbuhan yang melambat sendiri bisa terjadi pada setiap level kategori.

2. Indikator kedua dari Middle Income Trap adalah penggunaan pendapatan per kapita untuk menentukan negara tersebut maju atau tidak.

3. Apabila Middle Income Trap terjadi pada Indonesia apakah hal tersebut merupakan suatu masalah besar bagi Indonesia meskipun Indonesia mampu menjadikan negara ini maju dan developed dalam segala bidang?

Di sisi lain, penelitian yang ditulis oleh Eichergreen dan co-aauthor nya memberikan kekecewaan karena tidak dapat diimplementasikan dan seperti omong-kosong belaka. Mereka menyebutkan pertumbuhan ekonomi yang menurun (misal dari 9% menuju 7%) memiliki arti bahwa negara tersebut masuk ke dalam Middle Income Trap. hal ini tidak bisa membuktikan untuk negara Singapura yang memiliki ekonomi yang gemilang namun pada suatu waktu pertumbuhan ekonomi menurun.
Jadi, coba pikirkan ulang dan kaji kembali fenomena MIDDLE INCOME TRAP ini. Sekian

source:
The Economist, February 16th 2013.

Aiyar, Shekhar, Romain Duval dkk. 2013. Growth Slowdown and The Middle-Income Trap. IMF Working Paper.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun