Tulisan ini hanyalah sebuah refleksi saya sebagai seorang WNI yang tinggal dan mencintai Papua. Saya sadar bahwa judul di atas tidaklah merepresentasikan pendapat semua orang Papua terhadap Indonesia. Pun juga sebaliknya. Judul di atas juga tidak bermaksud untuk membedakan Papua dari Indonesia. Tulisan ini hanyalah sebuah refleksi atas apa yang terjadi, yaitu keinginan sebagian warga Papua untuk memisahkan diri dari NKRI. Usaha untuk memisahkan diri dari NKRI telah mengalami kemajuan yang besar. Hal itu dapat dilihat dari dibentuknya Komite Nasional Pembebasan Papua Barat, bahkan pembentukan United Liberation Movement for West Papuan (ULMWP). Diplomasi yang terus dilakukan membuat beberapa negara di Pasifik pun ikut bersuara terhadap keinginan pemisahan ini.Â
Saya akan memulai dari bagian Indonesia di mata Papua. Inti dari alasan yang dimiliki sebagian orang Papua untuk lepas dari NKRI adalah ketidakpuasan terhadap apa yang dilakukan Indonesia di Papua. Hal itu diawali dari pelaksanaan PEPERA di Papua yang dianggap telah direkayasa oleh pemerintah Indonesia, tuduhan genosida yang dilakuan secara sengaja dan pengeksploitasian SDA yang tidak diimbangi dengan pembangunan yang baik. Muara dari hal itu adalah pendapat bahwa Indonesia adalah negara Kolonialis yang menjajah Papua. Penjajahan tersebut mengakibatkan penderitaan bagi hampir seluruh rakyat Papua.Â
Mulai dari kemiskinan dan ketidakadilan bagi orang Papua. Bagi orang Papua, orang Indonesia bukanlah orang Papua, dan sebaliknya orang Papua bukanlah orang Indonesia. Hal ini dapat terlihat dari ciri fisik atau biasa disebut bahwa orang Papua adalah Melanesia yang berbeda dari Indonesia. Semua hal yang disebutkan di atas pada akhirnya menimbulkan ketidakpuasan bagi orang Papua. Bagi sebagian orang Papua, semua yang telah dan akan dilakukan Indonesia terhadap Papua pasti akan menimbulkan ketidakpuasan-ketidakpuasan yang lain. Salah satu upaya untuk melancarkan usaha pemisahan diri dari NKRI adalah dengan menuntut penyelesaian HAM yang didasari dari anggapan bahwa PEPERA di Papua telah direkayasa.
Di bagian lain, kita juga akan melihat Papua di mata Indonesia. Bagi Indonesia, Papua adalah salah satu Provinsi Indonesia yang memiliki keunikan. Keunikan masalah (masalah kemiskinan, keinginan pemisahan diri, masalah keterisolasian dll), keunikan budaya dan keunikan SDA yang melimpah. Keunikan-keunikan di atas membuat Indonesia berusaha untuk mempertahankan Papua sebagai bagian dari Indonesia, di samping mengakui bahwa memang Papua  adalah bagian integral dari Indonesia yang tidak dapat diganggu gugat. Karena keyakinan itulah, maka pemerintah Indonesia berusaha untuk "mengambil hati" orang Papua dengan menggiatkan pembangunan di Papua. Indonesia rela melakukan banyak hal yang belum pernah dilakukan bagi provinsi lain untuk mempertahankan Papua sebagai wilayah Indonesia. Di antaranya adalah pemberian otonomi khusus dan pembangunan jalan-jalan di pedalaman Papua. Indonesia juga sebenarnya menyadari bahwa masalah di Papua adalah ketidakpuasan terhadap Indonesia. Oleh sebab itu dilakukanlah banyak hal hal untuk membangun Papua.Â
Dari penjelasan yang kurang lengkap di atas, saya menganggap bahwa masalah ketidakpuasan adalah hal yang disadari telah terjadi di Papua. Namun penyelesaian masalah ini tidaklah mudah. Di satu sisi, sebagian orang Papua menuntut dialog dan penyelesaian masalah HAM di Papua dengan melibatkan pihak ketiga. Di sisi lain, pemerintah Indonesia berusaha menyelesaikan masalah di Papua dengan pembangunan. Dua solusi yang tidak atau bisa dikatakan sulit untuk disatukan.Â
Terlepas dari itu semua, dua pihak (Pemerintah Indonesia dan orang Papua yang minta merdeka) tersebut sebaiknya tidak hanya mempermasalahkan penyelesaian agar Papua merdeka atau tidak. Masih banyak masalah "kecil" dan penting untuk diselesaikan, yakni pembangunan manusia Papua. Masih banyak mama-mama Papua yang berjualan untuk menghidupi keluarganya. Masih banyak anak-anak di Papua yang perlu pendidikan dan pendampingan serta perhatian. Masih banyak bapa-bapa yang punya kerinduan besar agar anak-anaknya dapat berhasil.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H