Mohon tunggu...
Haris Nurdianto
Haris Nurdianto Mohon Tunggu... pegawai negeri -

Saya adalah seorang polisi yang menyukai dunia penulisan, karena mimpi saya saat ini yang akan selalu akan kejar adalah menjadi penulis hebat.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Inilah Kecerdasan Hakiki yang Seharusnya Dimiliki Setiap Manusia

10 September 2012   03:26 Diperbarui: 25 Juni 2015   00:41 1063
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Inilah Kecerdasan Hakiki yang Seharusnya Dimiliki Setiap Manusia

Sahabatku, ada sebuah artikel menarik yang saya baca mengenai bagaimana kecerdasan yang sesungguhnya yang harus dimiliki oleh kita, manusia.

Sahabatku, pernah tahu siapa bapak / ilmuwan yang pertama kali mendefinisikan kecerdasan. Dialah Alferd Binet yang pada Tahun 1905 memperkenalkan definisi kecerdasan kepada dunia. Menurut Ilmuwan berkebangsaan Perancis ini, orang yang cerdas adalah orang yang memiliki Intelligence Quotient (IQ) diatas 100 dan orang yang mempunyai IQ diatas 150 adalahjenius.

Nah, sejak saat itu mulailah cara pandang manusia berubah. Mereka beranggapan bahwa keberuntungan dan masa depan manusia seolah-olah ditentukan dengan tingginya IQ mereka. Bahkan banyak perusahaan-perusahaan elit, sekolah-sekolah unggulan menentukan para calon karyawannya atau calon siswanya dari tingginya IQ yang mereka punya. Anggapan mereka semakin tinggi IQ yang dimiliki oleh karyawannya atau para siswanya akan membuat semakin tinggi pula tingkat prestasi yang akan mereka torehkan.

Keruntuhan Teori Kecerdasan = IQ

Sahabatku, teori yang dimiliki oleh Alferd Binet mengenai kecerdasan yang ditentukan lewat tingkat IQ yang dimiliki ini pun akhirnya runtuh, tepat 90 tahun teori ini bisa bertahan. Ya, teori ini mulai runtuh setelah Daniel Goleman melakukan berbagai penilitian-penilitian dan riset-riset yang berlangsung cukup lama. Pakar Psikologi ini menemukan bahwa IQ bukan satu-satunya jenis kecerdasan yang menentukan sukses tidaknya seseorang. Ada kecerdasan lain yang justru lebih penting dari itu, emosional quotient (kecerdasan emosi).

Dan, sejak saat itu manusia menyadari bahwa kecerdasan IQ semata tidaklah cukup. Kecerdasan Intelktual justru tidak banyak membantu  seseorang mengarungi samudra kehidupannya jika tidak diiringi oleh kecerdasan emosi. Bahkan, faktor kecerdasan emosi ini menyumbang 85 persen variable keberhasilan.

Banyak sekali yang mendukung pendapat Goleman ini. Kita bisa melihat betapa banyak anak-anak yang selalu mendapatkan peringkat tinggi dengan nilai akademik yang luar biasa pada saat usia sekolah, tapi setelah lulus malah tidak sukses mengarungi kehidupan. Ini karena anggapan mereka terhadap IQ begitu besar sehingga melupakan kecerdasan yang lain yang justru pengaruhnya jauh lebih besar lagi. Berbeda jika seseorang yang mempunyai kecerdasan emosional, tatkala awalnya mungkin dia hanya memiliki IQ yang standar, namun berkat kecerdasan emosionalnya, dia mampu menjadi orang yang tangguh tatkala datang hambatan, dia cari strategi lain tatkala kegagalan kecil ditemuinya, tekadnya tak pernah padam, itulah yang membuatnya mampu mengarungi pelbagai ombak kecil maupun besar.

Dan kini dapat kita saksikan bahwa dunia pendidikan yang baik tidak berorientasi lagi pada hasil, lalu orientasi pendidikan berubah pada proses.

Nasehat Lukman Hakim

Dan setelahnya banyak bermunculan teori-teori baru mengenai kecerdasan. Para ilmuwan ada yang membagi kecerdasan ada yang menjadi delapan dimensi. Dialah Howard Gardner, seorang psikolog dari Howard University yang menemukan teori Multiple Intelligence (Kecerdasan Majemuk. Teori ini menggabungkan delapan dimensi kecerdasan, yaitu linguistik, matematis logis, spasial, kinestetik, musikal, interpersonal, intrapersonal, dan natural. Sejak teori ini muncul, lenyaplah monopoli kecerdasan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun