Sahabatku, pasti kalian sering menemukan orang-orang yang menggantungkan hidupnya kepada takdir, sehingga dia mengatakan :
1. Mungkin ini takdir saya, menjadi orang-orang kecil
2. Mungkin takdir tidak berpihak kepada saya sehingga saya tidak bisa meraih cita-cita saya
3. Saya sudah merasa aman dengan kondisi saya sekarang, mungkin takdir saya ya hanya seperti ini saja
Dan banyak lagi hal yang bisa kita dengar diantara keluhan-keluhan mereka, tapi kalau dicermati ya hanya menyalahkan takdir atas semua yang menimpa dirinya.
Memang, takdir itu dibuat ghaib untuk kita, manusia, tapi sebenarnya kalau kita mau memahami sebenarnya mengapa Allah dengan jelas mengatakan bahwa yang namanya Rezeki, Jodoh, Takdir baik dan takdir buruk, serta kematian kita itu dibuat ghaib. Mengapa?
Rezeki, Jodoh, Kematian serta Takdir baik dan buruk, mengapalah Allah membuatnya menjadi hal yang ghaib, ini dimaksudkan agar manusia senantiasa penuh semangat mencari dan menggapai rizki sebanyak-banyaknya baik berupa materi maupun non materi. Kalaulah Allah telah menetapkan rizki seseorang, semisal, saya sudah ditetapkan menjadi orang yang sederhana, maka saya pun akan malas untuk terus mencari rahmat Allah, padahal rahmat dan karunia Allah di dunia ini harus terus dikembangkan dan di eksplorasi. Kalau udah tahu rezekinya mentok disitu, pasti kita berpikir "Untuk apa lagi saya bekerja, toh hasil akhirnya cuma segitu-gitu doank kok." Nah, itulah maksud Allah Subhanahu wa ta'ala, rizki itu harus gahib. So, mengapa kita malas-malasan bekerja dan menggapai impian?
"Apabila shalat telah dilaksanakan, maka bertebaranlah kamu di bumi, carilah karunia Allah dan Ingatlah Allah banyak-banyak agar kamu beruntung." Qs Al-Jumu'ah (62) : 10
Begitu pula Jodoh, kematian serta Takdir baik dan buruk, keempat hal ini Allah ciptakan ghaib, agar semua manusia mempunyai mimpi, kalau mau punya suami/istri yang baik sesuai dengan ketentuan Allah, maka dia dulu yang harus bisa memperbaiki dirinya sendiri dan harus bisa taat dengan ketentuan Allah, kalau mau matinya adalah mati yang baik, maka dia harus senantiasa menghidupi dirinya dengan hal-hal yang baik, tidak melanggar ketetapan Allah, begitu pula takdir baik dan buruk. Kesemuanya itu adalah sebuah takdir yang bisa dirubah. Ingat, Allah itu sesuai dengan prasangka hamba-Nya terhadap diri-Nya, kalau sangkaan kita adalah baik, kita serahkan semua yang terjadi pada diri kita itu kepada Allah dengan ikhlas dan bersangka positif, maka hasil keluarannya akan baik, begitupula sebaliknya apabila berprasangka buruk terhadap Allah, berprasangka buruk bahwa kita gak bisa apa-apa sebelum meminta pertolongan kepada Allah dan terus berusaha, ya tentunya hasil akhirnya sesuailah dengan prasangkaan yang di maksud.
So, apakah kita mau terus bermimpi buruk, yuk, mulai detik ini kita harus mampu melewati hari-hari kita dengan sesuatu yang positif lagi, mimpi kita terlalu indah untuk dihancurkan lewat kesalahan dalam berprasangka kawan. Mari berbuat semaksimal mungkin menuju peradaban kita yang lebih baik di masa yang akan datang! Mari kita terus bermimpi dan mengejarnya!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H