Mohon tunggu...
Aris Heru Utomo
Aris Heru Utomo Mohon Tunggu... Diplomat - Penulis, Pemerhati Hubungan Internasional, kuliner, travel dan film serta olahraga

Penulis beberapa buku antara lain Bola Bundar Bulat Bisnis dan Politik dari Piala Dunia di Qatar, Cerita Pancasila dari Pinggiran Istana, Antologi Kutunggu Jandamu. Menulis lewat blog sejak 2006 dan akan terus menulis untuk mencoba mengikat makna, melawan lupa, dan berbagi inspirasi lewat tulisan. Pendiri dan Ketua Komunitas Blogger Bekasi serta deklarator dan pendiri Komunitas Blogger ASEAN. Blog personal: http://arisheruutomo.com. Twitter: @arisheruutomo

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Mengenal Masjid Dongsi Beijing

5 Maret 2012   00:01 Diperbarui: 25 Juni 2015   08:30 629
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="attachment_164672" align="aligncenter" width="555" caption="Masjid Dongsi / foto oleh Aris Heru Utomo"][/caption]

Masjid Dongsi merupakan salah satu masjid tertua di kota Beijing yang dibangun pada tahun 1447 oleh Cheng Yu, seorang panglima militer pada masa pemerintahan Dinasti Ming (1368-1644). Pada tahun 1450, oleh Kaisar Jingtai dari Dinasti Ming,  masjid ini diberi nama masjid Qingzhensi (yang berarti kemurnian dan kebenaran). Namun demikian masjid tersebut kemudian lebih dikenal sebagai masjid Dongsi yang diambil dari nama jalan dimana masjid ini berada yaitu jalan Dongsi Selatan No.13, Distrik Dongcheng, Beijing.

Berada di kawasan pemukiman yang padat di distrik Dongcheng, masjid Dongsi dibangun dengan gaya arsitektur China yang kental dimana seluruh bangunan yang terdapat di dalam komplek masjid didirikan dalam satu kesatuan yang mengutamakan tata ruang rumah pekarangan yang simetris berporos di tengah, menggunakan kayu sebagai bahan utama bangunan, dan penggunaan warna merah yang dominan.

Di komplek bangunan masjid Dongsi sekarang ini terdapat 2 pintu gerbang di bagian depan dan tengah,  serta sebuah menara di bagian tengah, 5 buah gedung di sisi selatan untuk tempat tinggal imam dan pengurus masjd serta perpustakaan, 3 ruangan di sebelah utara untuk tempat mandi dan wudhu serta gudang.  Sementara itu di sisi sebelah barat atau di bagian belakang kompleks masjid terdapat sebuah pendopo (grand hall) yang merupakan bangunan utama yang digunakan untuk melaksanakan sholat berjamaah dan dapat menampung sekitar 500 orang. Di tengah-tengah antara bangunan-bangunan tersebut di atas, terdapat halaman yang cukup luas dan dapat digunakan untuk sholat Idul fitri dan Idul Adha ataupun merayakan kegiatan umat muslim lainnya.

Semua bangunan-bangunan tersebut di atas didirikan secara bertahap sejalan dengan perkembangan situasi dan kondisi pada saat itu.

Pada bagian depan yang berbatasan langsung dengan jalan raya Dongsi kita akan menjumpai sebuah bangunan yang berfungsi sebagai pintu gerbang utama. Bangunan yang dibangun kembali pada tahun 1920 ini memiliki 4 tiang penyangga yang dicat merah, dengan pintu terbuat dari kayu yang juga dicat merah dan dekorasi warna warni pada sisi-sisi atap dan dindingnya.

Melewati pintu gerbang utama kita akan mendapati dua buah bangunan di sisi kanan dan kiri dengan halaman yang luas di antara keduanya. Setelah melewati pintu gerbang kedua, kita kemudian akan mendapati kembali dua buah bangunan di sisi kanan dan kiri yang salah satunya difungsikan sebagai kamar mandi umum dan tempat berwudhu.

Tepat di tengah-tengah antara pintu gerbang kedua dan bangunan utama masjid terdapat sebuah menara azan yang berdiri tegak dengan atap bangunan yang menyerupai sebuah kuil. Menara ini didirikan pada tahun 1486, 39 tahun setelah pendirian bangunan masjid. Pada tahun 1908 menara masjid ini sempat runtuh dan dibangun kembali serta direnovasi  pada tahun 1952 dan 1974 serta menjelang Olimpiade Beijing 2008. Salah satu benda bersejarah yang masih tersisa dari menara ini adalah sebuah kanopi buatan tahun 1486 yang berukuran tinggi 80 cm dan berat sekitar 50 kilo gram.

Pada bagian belakang dari komplek masjid, kita dapat menjumpai bangunan utama masjid yang sepintas menyerupai bangunan rumah masyarakat China pada umumnya. Bahan bangunan yang digunakan umumnya terbuat dari kayu yang digunakan sebagai penyangga ataupun kerangka atap bangunan. Sementara itu, bentuk atap bangunan dibuat sedikit melengkung dan terdapat patung-patung hewan seperti anjing di setiap sudut atap bangunan .

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun