Mohon tunggu...
Aris Heru Utomo
Aris Heru Utomo Mohon Tunggu... Diplomat - Penulis, Pemerhati Hubungan Internasional, kuliner, travel dan film serta olahraga

Penulis beberapa buku antara lain Bola Bundar Bulat Bisnis dan Politik dari Piala Dunia di Qatar, Cerita Pancasila dari Pinggiran Istana, Antologi Kutunggu Jandamu. Menulis lewat blog sejak 2006 dan akan terus menulis untuk mencoba mengikat makna, melawan lupa, dan berbagi inspirasi lewat tulisan. Pendiri dan Ketua Komunitas Blogger Bekasi serta deklarator dan pendiri Komunitas Blogger ASEAN. Blog personal: http://arisheruutomo.com. Twitter: @arisheruutomo

Selanjutnya

Tutup

Money Artikel Utama

Brexit dan Perlunya Membangun Infrastruktur Jalan

5 Juli 2016   12:56 Diperbarui: 5 Juli 2016   16:09 963
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kemacetan setelah keluar tol Brebes Timur / foto Aris Heru Utomo

“Alhamdullilah akhirnya sampai juga di gerbang tol Brebes Timur,” seru istri saya ketika akhirnya kendaraan yang kami tumpangi mencapai gerbang tol ruas Pejagan-Brebes Timur yang belakangan ini juga populer dengan sebutan Brexit (Brebes Exit bukan British Exit seperti di Inggris). Puji syukur patut dihaturkan karena untuk mencapai gerbang tol tersebut diperlukan waktu yang tidak sebentar. Dengan penuh kesabaran kami harus menelusuri jalan Tol Kanci-Pejagan-Pemalang yang macet sejak Km 237 (tol Kanci-Pejagan) hingga Km 262 (tol Pejagan-Pemalang ruas Brebes Timur) selama sekitar 11 jam. Memasuki Tol Kanci-Pejagan sekitar pukul 17.00 (3 Juni 2016) kami baru bisa keluar Brebes Timur (Km 262) pada pukul 04.00 (4 Juni 2016). 

“Jangan senang dulu, karena selepas gerbang tol Brebes Timur, kita masih harus melewati pertigaan jalur Pantura dan bertemu dengan kendaraan yang berasal dari arah Bulakamba, Brebes”, ujar saya menanggapi. Benar saja, selepas pintu tol Brebes Timur, kemacetan baru mesti dihadapi karena adanya rekayasa lalu lintas yang melewati jalur Pantura. Dibutuhkan setidaknya sekitar 2 jam lagi untuk akhirnya melewati pertigaan tersebut. 

“Ya tidak apa-apa, setidaknya kan bergerak walau lambat, tidak seperti di jalan tol barusan, kita seperti parkir kendaraan berjam-jam di tol,” sambut istri saya lagi. Berbeda dengan tahun lalu di mana masalah utama kemacetan mengarah ke ruas pintu Tol Pejagan, maka tahun ini kemacetan bergeser ke ruas pintu Tol Brebes Timur. Pintu tol yang baru diresmikan Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada 6 Juni 2016 justru menjadi sorotan karena bukannya mempersingkat waktu tempuh menuju Brebes malah menuai kemacetan hingga lebih dari 20 Km. Kemacetan parah terjadi karena kendaraan dari jalan tol berebut masuk dengan kendaraan dari pantura ke jalur yang lebih sempit di pantura. 

Akibat kemacetan yang luar biasa ini sebagian besar pengguna jalan tol menghabiskan waktu berbuka puasa dan sahur, serta tentu saja menghabiskan bahan bakar minyak (BBM), di jalan. Banyak yang menepikan kendaraannya dan membuka gelaran di pinggir jalan untuk makan dan beristirahat, termasuk membuang sampah di jalan. Akibatnya jalan tol pun penuh dengan sampah berserakan. 

Kemacetan yang luar biasa ini memang tidak terhindarkan karena sebenarnya ruas Tol Brebes Timur ini tidak dipersiapkan sebagai pintu keluar utama. Dengan loket tol hanya sebanyak tiga buah, pintu Tol Brebes Timur ini sebenarnya hanya dipersiapkan sebagai salah satu ruas alternatif dari Tol Pejagan-Pemalang-Semarang yang memang belum selesai. 

Mengomentari kemacetan yang terjadi, Presiden Jokowi mengatakan bahwa kemacetan di ruas Brexit lantaran belum terintegrasinya jalan tol setelah Pejagan-Pemalang dengan ujung tol yang berada di Brebes Timur. Kalau nanti sudah tersambung dengan jalan Tol Batang-Semarang, Semarang-Solo, Solo-Ngawi, Ngawi-Kertosono, maka akan lancar. 

Apa yang disampaikan Presiden Jokowi memang benar karena pembangunan infrastruktur jalan tol saat ini memang baru selesai sebagian dan pembangunan jalan tol terintegrasi Trans-Jawa merupakan satu-satunya pilihan agar kelancaran lalu lintas di Jawa dapat lebih terjamin. Rekayasa jalur lalu lintas yang dilakukan polisi dan dinas perhubungan dan penggunaan e-toll untuk mengurangi seperti yang diusulkan Menteri Perhubungan sifatnya hanya sementara. Tanpa pembangunan infrastruktur jalan Tol Trans-Jawa yang didukung perbaikan jalan di Pantura, kemacetan total akan selalu muncul setiap menjelang Idul fitri. 

Dalam konteks yang lebih besar, kelancaran lalu lintas diperlukan bukan saja untuk menghadapi kemacetan di Hari Raya Idul Fitri tetapi juga untuk memperlancar kegiatan ekonomi. Melalui jalur lalu lintas yang terintegrasi dan bebas hambatan diharapkan akan menghasilkan efek ekonomi berantai. Truk-truk pengangkut berbagai barang kebutuhan pokok dapat melewati melewati jalan tol dengan lebih cepat tanpa mengganggu lalu lintas dalam kota dan merusak jalan yang memang tidak dirancang untuk dilewati kendaraan berat seperti truk. 

Karena itu saya sangat mendukung program Presiden Jokowi untuk menyelesaikan program pembangunan infrastruktur jalan tol Trans-Jawa yang menghubungkan kota-kota besar di Jawa, khususnya jalan Tol Pejagan-Pemalang-Semarang dalam dua tahun terakhir. Percepatan pembangunan infrastruktur jalan Trans-Jawa perlu segera dilakukan dengan antara lain menghilangkan hambatan terbesar berupa pembebasan lahan yang muncul selama 20 tahun terakhir ini. 

Tanpa penyelesaian pembangunan infrastruktur Trans-Jawa, kemacetan akan selalu terulang dari tahun ke tahun. Melalui pembangunan jalan tol yang terintegrasi, akan muncul pertumbuhan ekonomi yang diikuti dengan pertumbuhan permintaan terhadap berbagai produk barang dan jasa dan karenanya setiap bagian pertumbuhan harus disisihkan untuk membangun infrastruktur. Dan Indonesia yang sebagian pendapatan masyarakatnya berasal dari sektor pertanian menjadi makin tergantung pada infrastruktur agar dapat mempercepat jalur distribusinya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun