Mohon tunggu...
Aris Heru Utomo
Aris Heru Utomo Mohon Tunggu... Penulis, Pemerhati hubungan internasional, sosial budaya, kuliner, travel, film dan olahraga

Penulis buku Bola Bundar Bulat Bisnis dan Politik dari Piala Dunia di Qatar, Cerita Pancasila dari Pinggiran Istana, Antologi Kutunggu Jandamu. Menulis lewat blog sejak 2006 dan akan terus menulis untuk mencoba mengikat makna, melawan lupa, dan berbagi inspirasi lewat tulisan. Pendiri dan Ketua Komunitas Blogger Bekasi serta deklarator dan pendiri Komunitas Blogger ASEAN. Blog personal: http://arisheruutomo.com. http://kompasiana.com/arisheruutomo

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Mohon Maaf Tapi Nihil Memaafkan

2 April 2025   00:03 Diperbarui: 2 April 2025   00:03 288
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi maaf memaafkan, sumber gambar Meta AI

Dengan segala kerendahan hati kami mengucapkan:

Selamat Idul Fitri 1446 H. Mohon dimaafkan segala khilaf dan salah

 

Hormat kami

Pulan sekeluarga

Begitu salah satu ucapan permohonan maaf yang lazim dijumpai saat hari raya Idul Fitri di era digital seperti sekarng ini. Tidak ada yang keliru dengan ucapan permohonan maaf ini karena selain menjadi hari kemenangan setelah menjalani puasa selama sebulan penuh, Idul Fitri juga menjadi hari untuk memohon maaf dan memaafkan kesalahan orang lain dan harapan untuk memulai lembaran baru.

Namun demikian, di tengah banjirnya permohonan maaf yang mengisi berbagai platform media sosial dan aplikasi pesan instan, sangat-sangat jarang orang yang mengirimkan ucapan bahwa orang tersebut akan memaafkan kesalahan orang lain? Padahal sebagaimana kita ketahui bersama, sesungguhnya memaafkan adalah bagian penting dari proses memohon maaf? Tidak ada yang memohon maaf jika tidak ada kepastian memaafkan.

Tentu saja saya tidak ingin mengatakan bahwa memohon maaf adalah hal yang tidak penting. Justru yang ingin saya katakana adalah bahwa memohon maaf itu baru langkah pertama yang sangat penting untuk memulihkan hubungan dan memperbaiki kesalahan. Langkah pertama tersebut perlu diikuti langkah kedua yang tidak kalah penting yaitu memaafkan.  

Memaafkan adalah salah satu konsep yang paling penting dalam kehidupan manusia. Memaafkan bukan hanya tentang melepaskan beban dan rasa sakit yang telah dialami, tetapi juga tentang memulai lembaran baru dan membangun kembali hubungan yang telah rusak.

Banyak yang mengatakan bahwa sesungguhnya memaafkan tidaklah mudah. Untuk bisa memaafkan, seseorang perlu kekuatan dan kemampuan untuk melepaskan rasa dendam dan marah yang telah terpendam dalam hati.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun