Dengan segala kerendahan hati kami mengucapkan:
Selamat Idul Fitri 1446 H. Mohon dimaafkan segala khilaf dan salah
Hormat kami
Pulan sekeluarga
Begitu salah satu ucapan permohonan maaf yang lazim dijumpai saat hari raya Idul Fitri di era digital seperti sekarng ini. Tidak ada yang keliru dengan ucapan permohonan maaf ini karena selain menjadi hari kemenangan setelah menjalani puasa selama sebulan penuh, Idul Fitri juga menjadi hari untuk memohon maaf dan memaafkan kesalahan orang lain dan harapan untuk memulai lembaran baru.
Namun demikian, di tengah banjirnya permohonan maaf yang mengisi berbagai platform media sosial dan aplikasi pesan instan, sangat-sangat jarang orang yang mengirimkan ucapan bahwa orang tersebut akan memaafkan kesalahan orang lain? Padahal sebagaimana kita ketahui bersama, sesungguhnya memaafkan adalah bagian penting dari proses memohon maaf? Tidak ada yang memohon maaf jika tidak ada kepastian memaafkan.
Tentu saja saya tidak ingin mengatakan bahwa memohon maaf adalah hal yang tidak penting. Justru yang ingin saya katakana adalah bahwa memohon maaf itu baru langkah pertama yang sangat penting untuk memulihkan hubungan dan memperbaiki kesalahan. Langkah pertama tersebut perlu diikuti langkah kedua yang tidak kalah penting yaitu memaafkan.
Memaafkan adalah salah satu konsep yang paling penting dalam kehidupan manusia. Memaafkan bukan hanya tentang melepaskan beban dan rasa sakit yang telah dialami, tetapi juga tentang memulai lembaran baru dan membangun kembali hubungan yang telah rusak.
Banyak yang mengatakan bahwa sesungguhnya memaafkan tidaklah mudah. Untuk bisa memaafkan, seseorang perlu kekuatan dan kemampuan untuk melepaskan rasa dendam dan marah yang telah terpendam dalam hati.