Mohon tunggu...
Aris Heru Utomo
Aris Heru Utomo Mohon Tunggu... Diplomat - Penulis, Pemerhati Hubungan Internasional, kuliner, travel dan film serta olahraga

Penulis beberapa buku antara lain Bola Bundar Bulat Bisnis dan Politik dari Piala Dunia di Qatar, Cerita Pancasila dari Pinggiran Istana, Antologi Kutunggu Jandamu. Menulis lewat blog sejak 2006 dan akan terus menulis untuk mencoba mengikat makna, melawan lupa, dan berbagi inspirasi lewat tulisan. Pendiri dan Ketua Komunitas Blogger Bekasi serta deklarator dan pendiri Komunitas Blogger ASEAN. Blog personal: http://arisheruutomo.com. Twitter: @arisheruutomo

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop Pilihan

Kuda Mati Kuda Troya dan Kuda Lainnya

23 Januari 2025   06:31 Diperbarui: 23 Januari 2025   06:42 136
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi kuda, sumber gambar: Kompas

Beberapa waktu ini viral sebuah artikel yang menjelaskan tentang Teori Kuda Mati (Dead Horse Theory). Tidak jelas siapa penulis awalnya, namun dari referensi yang dicantumkan disebutkan bahwa artikel tersebut berasal dari sebuah akun Facebook di Mesir.

Artikel yang berbentuk metafora satir ini menggambarkan bagaimana beberapa orang, lembaga, atau bahkan suatu bangsa menghadapi masalah yang sudah jelas, tetapi mereka justru bersikap seolah-olah masalah itu tidak ada atau tidak dipahami. Alih-alih mengakui kenyataan, mereka justru mengabaikannya dan berusaha mencari pembenaran.

Menurut teori kuda mati, jika seseorang sadar bahwa ia sedang menunggangi kuda yang sudah mati, solusi terbaik dan paling sederhana adalah turun dari kuda itu dan meninggalkannya. Namun, dalam kenyataan, banyak orang, organisasi, atau bangsa yang justru mengambil langkah-langkah lain yang tidak masuk akal.

Viralnya teori kuda mati ini tentu saja menarik karena banyak orang yang kemudian mengaitkannya dengan kegagalan pengelolaan pemerintahan di suatu negara. Padahal dari berbagai referensi, teori kuda mati yang berasal dari kearifan suku Indian Dakota, yang diwariskan dari generasi ke generasi ini, kerap digunakan sebagai salah satu langkah manajemen stratejik untuk mengatasi kegagalan suatu proyek secara berkepanjangan

Inti dari teori Kuda Mati adalah 'saat Anda menyadari bahwa Anda sedang menunggangi kuda mati, strategi terbaik ialah turun dari kuda itu'.

Salah satu contoh terbaik dari teori Kuda Mati adalah kisah panjang pembangunan Bandara Berlin Brandenburg yang memakan waktu hampir dua dekade. Pembangunan bandara ini menjadi sebuah contoh untuk menunjukkan bagaimana sebuah proyek yang gagal tetap dilanjutkan oleh pihak yang tidak mau mengakui kegagalannya, sering kali dengan alasan yang tidak rasional. Proyek yang gagal justru dibiarkan terus berjalan meskipun jelas tidak ada prospek keberhasilannya.

Bandara tersebut direncanakan dimulai pembangunannya pada 2006 dan konstruksinya selesai pada 2011, Namun bandara ini tidak dapat dibuka tepat waktu karena sejumlah masalah teknis serius. Proyeknya mengalami berbagai penundaan dan kekurangan biaya karena perencanaan pembangunan, pelaksanaan, manajemen yang buruk, dan korupsi.

Kegagalan menyelesaikan pembangunan sesuai yang direncanakan, bahkan membuat media Jerman berkelakar di 2014 dengan mengatakan bahwa bandara tersebut akan dihancurkan karena dianggap lebih murah daripada memperbaiki kerusakannya.

Pembangunan kembali bandara tersebut akhirnya dipertimbangkan pada 2018. Seiring waktu, Bandara Berlin Brandenburg akhirnya dibuka pada 2020 setelah bertahun-tahun kegagalan, tetapi banyak pelajaran yang bisa diambil dari proses yang panjang dan memakan biaya ini. Diperlukan keberanian untuk turun dari "kuda mati" dan menerima kenyataan adalah langkah yang sangat penting menuju perubahan yang lebih baik.

Selanjutnya, masih soal metafora yang menggunakan kuda sebagai obyek, kita pun kerap mendengar soal kuda troya, kuda catur, kuda hitam, dan sebagainya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun