Mohon tunggu...
Aris Heru Utomo
Aris Heru Utomo Mohon Tunggu... Diplomat - Penulis, Pemerhati Hubungan Internasional, kuliner, travel dan film serta olahraga

Penulis beberapa buku antara lain Bola Bundar Bulat Bisnis dan Politik dari Piala Dunia di Qatar, Cerita Pancasila dari Pinggiran Istana, Antologi Kutunggu Jandamu. Menulis lewat blog sejak 2006 dan akan terus menulis untuk mencoba mengikat makna, melawan lupa, dan berbagi inspirasi lewat tulisan. Pendiri dan Ketua Komunitas Blogger Bekasi serta deklarator dan pendiri Komunitas Blogger ASEAN. Blog personal: http://arisheruutomo.com. Twitter: @arisheruutomo

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Makna Hujan di Pergantian Tahun Baru Islam

6 Juli 2024   19:27 Diperbarui: 7 Juli 2024   13:49 967
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Selamat Tahun Baru Islam, sumber gambar: Kompas

Selepas Magrib Sabtu ini (6/7/2024), tahun hijriah, tahun dalam penanggalan Islam, akan berganti dari 1445 H menjadi 1446H. Oleh karena itu, Sabtu malam ini pun, 1 Muharam, akan menjadi tanggal pertama dalam kalender hijriah, tahun 1446 H.

Menariknya, menyambut perhatian tahun baru hijriah atau tahun baru Islam, Jakarta, Bekasi, Depok dan sekitarnya diguyur hujan hampir sepanjang hari. Akibatnya beberapa daerah sempat tergenang oleh air hujan.

Jika hujan ini terjadi pada saat pergantian Tahun Baru China atau Tahun baru Imlek, yang biasanya di bulan Februari, maka hujan akan dianggap sebagai tanda keberkahan dan kesuburan. Di beberapa daerah di Tiongkok, hujan pada saat Tahun Baru Imlek dianggap sebagai pertanda baik yang dapat membawa hasil panen yang baik dan kesejahteraan bagi masyarakat.

Selain itu, hujan pada Tahun Baru Imlek juga diinterpretasikan sebagai pengusiran roh-roh jahat atau buruk, karena dipercaya bahwa hujan dapat membersihkan dan membersihkan udara. Hal ini mencerminkan nilai-nilai penting dalam budaya Tionghoa yang terkait dengan kesuburan, keberuntungan, dan kemakmuran.

Namun, persepsi terhadap hujan pada Tahun Baru Imlek dapat berbeda-beda di berbagai daerah dan kelompok masyarakat di Tiongkok atau di komunitas Tionghoa di luar negeri. Secara umum, hujan pada perayaan Tahun Baru Imlek sering kali dilihat sebagai bagian alami dari proses perayaan dan tidak selalu dianggap sebagai hal yang mengganggu atau buruk.

Lalu bagaimana dengan hujan di saat pergantian tahun baru Islam? 

Sebenarnya dalam sejarah pergantian tahun Islam tidak ada kepercayaan bahwa hujan saat pergantian tahun sebagai penanda pembawa rejeki. Apalagi dalam pergantian tahun baru hijriah terdapat pergeseran sekitar 10-12 hari setiap tahunnya, tidak selalu sama waktunya setiap tahun seperti Tahun Baru Imlek yang terjadi di Februari. 

Dengan adanya pergeseran waktu tersebut, maka bisa jadi pergantian tahun bisa pada musim penghujan ataupun musim kemarau.

Namun demikian, di banyak tradisi Islam, hujan dianggap sebagai rahmat dan tanda keberkahan, sehingga saat hujan turun pada malam Tahun Baru Hijriah, orang-orang sering menganggapnya sebagai tanda kebaikan dan harapan untuk tahun yang baru.

Secara simbolis, hujan pada malam Tahun Baru Hijriah juga dapat diartikan sebagai pembersihan dari dosa dan awal yang segar untuk memulai tahun baru dengan baik. Ini dapat menginspirasi orang untuk merenungkan dan memperbaiki diri dalam menjalani kehidupan mereka selama tahun yang akan datang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun