Mohon tunggu...
Aris Heru Utomo
Aris Heru Utomo Mohon Tunggu... Diplomat - Penulis, Pemerhati Hubungan Internasional, kuliner, travel dan film serta olahraga

Penulis beberapa buku antara lain Bola Bundar Bulat Bisnis dan Politik dari Piala Dunia di Qatar, Cerita Pancasila dari Pinggiran Istana, Antologi Kutunggu Jandamu. Menulis lewat blog sejak 2006 dan akan terus menulis untuk mencoba mengikat makna, melawan lupa, dan berbagi inspirasi lewat tulisan. Pendiri dan Ketua Komunitas Blogger Bekasi serta deklarator dan pendiri Komunitas Blogger ASEAN. Blog personal: http://arisheruutomo.com. Twitter: @arisheruutomo

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop Pilihan

Polri dan Tantangan Menghapuskan Stigma Hanya Ada 3 Polisi Jujur

1 Juli 2024   08:00 Diperbarui: 1 Juli 2024   08:14 39
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dirgahayu Polri, sumber gambar: Kompas TV

Senin, 1 Juli 2024, Kepolisian Republik Indonesia (Polri) memperingati Hari Bhayangkara ke-78. Hal ini sesuai dengan Penetapan Pemerintah tahun 1946 No. 11/S.D dimana Djawatan Kepolisian Negara ditetapkan bertanggung jawab langsung kepada Perdana Menteri.

Sehubungan dengan itu, saya mengucapkan selama Hari Bhayangkara. Seperti tema HUT Bhayangkara tahun ini, semoga Polri dapat Presisi Mendukung Percepatan Transformasi Ekonomi Yang Inklusif dan Berkelanjutan Menuju Indonesia Emas.

Seperti dikutip dari situs presisi.polir.go.id, PRESISI Polri adalah kebutuhan akan sebuah sistem dalam menyatukan seluruh layanan data, memberikan kemudahan dalam membuat/membangun sebuah layanan baru, mengintegrasikan layanan yang telah ada dan membuat sebuah standarisasi layanan dari hulu hingga hilir.

Dijelaskan bahwa kemampuan tersebut tidak hanya didukung dari spesifikasi perangkat keras (hardware) yang menjadi dasar dari pembuatan, juga bagaimana sistem operasi dan aplikasi yang diterapkan dapat menjadi satu kesatuan sistem yang cepat, aman dan terkontrol.

Tentu saja tantangan menjadikan Polri yang presisi tidaklah mudah. Beberapa waktu lalu Polri menghadapi ujian besar rekayasa kasus Ferdy Sambo, tragedi di Stadion Kanjuruhan (Malang) dan kasus narkoba yang melibatkan Irjen Teddy Minahasa. Semua kejadian besar ini seolah menguatkan pandangan bahwa polisi tidak jujur dan mengingatkan saya akan guyon Gus Dur tentang polisi jujur.

Menurut Presiden ke-4 RI Abdurahman Wahid atau Gus  Dur, hanya ada tiga polisi jujur di Indonesia, yaitu patung polisi, polisi tidur, dan Jenderal Hoegeng yang merupakan Kapolri kelima Indonesia.


Sebagai seorang anak dan mantu pensiunan polisi, sebenarnya saya kurang sreg dengan lelucon Gus Dur tersebut. Karena, sejujurnya, masih banyak banyak polisi dan pensiunan polisi baik dan jujur di luar sana. Walau harus diakui peristiwa seperti kasus Sambo mencoreng citra polisi.  

Menyikapi humor Gus Dur sendiri, mantan Kapolri Tito Karnavian dalam kesempatan haul Gus Dur di Ciganjur, 22 Desember 2017, pernah menyampaikan,  dia sebagai polisi tidak tersinggung dengan kelakar Gus Dur itu. Malahan kata Tito kala itu, kelakar Gus Dur itu menjadi cambuk bagi Polri agar menjadi institusi yang lebih baik.

Pernyataan Tito terakhir inilah yang menjadi tantangan bagi Polri untuk bagaimana menghapuskan stigma bahwa hanya ada 3 polisi jujur. Ke depan, Polri harus memiliki ribuan polisi jujur sesuai dengan jumlah personilnya.
]
Salam Bhayangkara

Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun