Mohon tunggu...
Aris Heru Utomo
Aris Heru Utomo Mohon Tunggu... Diplomat - Penulis, Pemerhati Hubungan Internasional, kuliner, travel dan film serta olahraga

Penulis beberapa buku antara lain Bola Bundar Bulat Bisnis dan Politik dari Piala Dunia di Qatar, Cerita Pancasila dari Pinggiran Istana, Antologi Kutunggu Jandamu. Menulis lewat blog sejak 2006 dan akan terus menulis untuk mencoba mengikat makna, melawan lupa, dan berbagi inspirasi lewat tulisan. Pendiri dan Ketua Komunitas Blogger Bekasi serta deklarator dan pendiri Komunitas Blogger ASEAN. Blog personal: http://arisheruutomo.com. Twitter: @arisheruutomo

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Serangan Umum 1 Maret 1949 dan Polemik Hilangnya Nama Soeharto

1 Maret 2024   08:25 Diperbarui: 1 Maret 2024   08:33 249
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
 Jenderal Soedirman menerima laporan didampi Letkol Soeharto Sumber gambar: Kompas.com

"Dalam naskah akademik kami, jelas sekali peran Letkol Suharto sebagai orang yang ditunjuk untuk memimpin. Di naskah ada nama Pak Harto sebanyak 48 kali, ini menunjukkan peran beliau sebagai pemimpin Serangan Umum 1 Maret," ujaer Margana.  

Margana pun kemudian menyebutkan alasan selanjutnya bahwa Keppres bukanlah historiografis, Keppres bertujuan sebagai sebuah dokumen administratif untuk menetapkan hari besar nasional, sehingga tidak semua nama disebut dalam peristiwa yang melibatkan 2 ribu orang termasuk dari polisi dan laskar, sehingga hanya nama-nama pemimpin atau representasi yang disebut.

"Yang disebut cukup pemimpin-pemimpin tertinggi atau perwakilan representatif yang mewakili institusi yang disebut," katanya. Margana pun kemudian menjelaskan peran dari Letkol Soeharto adalah melakukan penyerangan dari Kuncen ke arah Patuk bersama pasukannya, lalu bergabung dengan Mayor Sardjono di Vredeburg.

Senada dengan yang disampaikan Margana, Prof. Mahfud MD yang saat itu menjabat sebagai Menko Polhukam menegaskan nama-nama pelaku sejarah peristiwa Serangan Umum 1 Maret 1949 tidaklah hilang. Sebab masih ada di dalam buku naskah akademik Serangan Umum 1 Maret 1949.

"Ini tidak hilang jejak sejarah. Ini ada buku naskah akademik Serangan Umum 1 Maret 1949 sebagai hari penegakan kedaulatan negara. Ini hasil seminar yang dibuat oleh Pemda DIY, UGM, dan pemerintah daerah yang di Indonesia," ujar Mahfud kala itu.

Mencoba mengikuti polemik yang terjadi, penulis pun membaca Naskah Akademik Serangan Umum 1 Maret 1949 sebagai Hari Penegakan Kedaulatan Negara yang dapat dibaca di laman website Kemenko Polhukam.

Dari naskah akademik yang disiapkan sebagai dasar penerbitan Keppres diketahui bahwa naskah setebal 138 halaman tersebut disusun melalui proses pembahasan panjang dan menggunakan berbagai literatur soal peristiwa bersejarah Serangan Umum 1 Maret 1949, termasuk 30 buku yang membahas soal serangan tersebut,m salah satunya publikasi Dinas Sejarah Militer TNI Angkatan Darat.

Pada naskah akademik itu disebutkan bahwa Serangan Umum 1 Maret 1949 merupakan bagian dari upaya mempertahankan pengakuan kedaulatan Indonesia yang diproklamasikan pada 17 Agustus 1945. Berkali-kali Belanda berupaya kembali menduduki wilayah Indonesia, baik melalui perundingan ataupun agresi militer.

Di tengah kondisi saat itu, Serangan Umum 1 Maret 1949 yang dilakukan TNI dan berbagai elemen masyarakat menjadi menonjol karena dapat menunjukkan keberadaan Pemerintahan Indonesia merdeka dengan keberhasilannya menduduki Yogyakarta selama 6 jam.

Pada peristiwa itu, nama Soeharto disebut sebanyak 48 kali dalam naskah akademik. Bukan hanyan Soeharto, tokoh-tokoh lain juga banyak disebutkan seperti Jenderal A.H Nasution dan Jenderal Raden Oerip Soemorhardjo.  

Untuk menegaskan bahwa cukup pemimpin-pemimpin tertinggi atau perwakilan representatif yang mewakili institusi yang disebut dalam Keppres, dalam naskah akademik disebutkan bahwa salah satu tujuan penulisan naskad akademik adalah menuliskan kembali sejarah Serangan Umum 1 Maret 1949 yang lebih didasarkan pada fakta-fakta yang kredible dan otentik yang menempatkan peran para tokoh-tokoh utama dalam peristiwa itu pada peran yang semestinya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun