Adapun delapan Parpol yang lolos adalah Partai Kebangkitan Bangsa, Partai Gerindra, Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan, Partai Golkar, Partai Nasdem, Partai Keadilan Sejahtera, Partai Amanat Nasional dan Partai Demokrat
PDI Perjuangan yang merupakan pendukung paslon 03 Ganjar/Mahfud kembali unggul dalam Pemilu Legislatif (Pileg) 2024 ini dengan perolehan suara mencapai 16,29 persen. Meskipun mengungguli Parpol lainnya, namun jika dibandingkan dengan perolehan suara PDI Perjuangan pada tahun 2019 sebenarnya terjadi penurunan jumlah suara. Pada tahun 2019, PDI Perjuangan memperoleh 19,33 % sedangkan tahun 2024 ini baru memperoleh 16,29% atau melorot sebesar 3.04%.
PDI Perjuangan bukanlah satu-satunya Parpol pendukung paslon 03 yang melorot, karena Partai Persatuan Pembangunan yang mendukung Ganjar/Mahfud pun melorot perolehan suaranya di bawah 4% atau sekitar 3.91%. Jika tidak terdapat perubahan siginifikan hingga akhir penghitungan suara, maka partai berlambang Kabah ini untuk pertama kalinya tidak akan mendapat kursi di Senayan.
Berbeda dengan PDI Perjuangan  dan Partai Persatuan Pembangunan, sejumlah Parpol lain yang mendukung paslon 01 dan 02 justru mengalami kenaikan, meskipun naiknya tipis-tipis.
Parpol pendukung paslon 01 Partai Kebangkitan Bangsa yang pada tahun 2019 mendapatkan 9,69% suara, pada tahun 2024 ini mendapat 10,83% atau meningkat 1.14%. Begitu pula Partai Nasdem dari 9,05% menjadi 9,75% atau meningkat 0.70% dan Partai Keadilan Sejahtera dari 8,21% menjadi 8.45% atau meningkat sebesar 0,24%.
Sedangkan Parpol pendukung paslon 02 yakni Partai Gerakan Indonesia Raya dari 12,57% menjadi 13,55% atau meningkat 0.8%. Partai Golkar dari 12,31% menjadi 14,65% atau meningkat 2.34%. Partai Amanat Nasional dari 6,84% menjadi 7,06% atau meningkat 0,22%. Sementara Partai Demokrat dari 7,77% menjadi 7.61% atau turun tipis sebesar 0.16%.
Dari data perolehan suara setiap Parpol tersebut di atas, kecuali PDI Perjuangan, semua Parpol yang akan mendapat kursi di Senayan mengalami peningkatan. Dengan angka peningkatan sebesar 2,34%, Partai Golkar menjadi Parpol tertinggi yang meningkat perolehan suaranya. Sebuah pencapaian yang menunjukkan bahwa Parpol yang selalu dalam pemerintahan itu, piawai dalam menggaet suara pemilih.
Dikaitkan dengan dukungan suara dalam pilpres, tampaknya terdapat relasi erat antara jumlah suara pemilih caleg dari suatu Parpol dengan jumlah suara pemilih paslon capres/cawapres. Jumlah suara sementara yang didapat paslon 01  mencerminkan jumlah dukungan pemilih Parpol pendukungnya yaitu sekitar 29.03%. Begitupun jumlah suara Parpol  pendukung paslon 02 yang Kalau dijumlahkan lebih dari 50%. Adapun total suara Parpol pendukung paslon 03 berada pada anka 20.2%.
Â
Akhirnya, menarik untuk mencermati jumlah kursi yang didapat ke-8 Parpol yang lolos parliamentary treshold, terlebih apabila Parpol pendukung paslon 01 dan 03 memilih untuk menjadi oposisi. Suasana di DPR akan ramai dengan perdebatan hangat antara Parpol yang berkuasa dengan Parpol oposisi. Harapannya, berbagai perdebatan yang terjadi akan berlangsung baik dan produktif sehingga hasilnya menguntungkan bagi masyarakat luas.
PDI Perjuangan dan Partai Keadilan Sejahtera sendiri sudah memiliki pengalaman menjadi oposisi sehingga mereka tahu pasti apa yang harus dikerjakan. Sementara Partai Nasdem dan Partai Kebangkitan Bangsa, tampaknya harus belajar menjadi oposisi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H