"Malu bertanya sesat di jalan," begitu peribahasa yang sering kita dengar apabila seseorang sesat atau salah arah di jalan. Peribahasa ini sangat tepat digunakan bagi seseorang yang belum mengenal suatu jalan atau apapun untuk menanyakan kejelasan.
Jika seseorang malu untuk bertanya, yang bersangkutan bisa tersesat di jalan atau tidak bisa tiba di tempat yang dituju dengan baik. Jadi agar tidak tersesat di jalan, bertanyalah kepada orang terdekat yang ditemui dan mintakan bantuan untuk menunjukkan arah jalan yang dituju.
Dahulu, pada saat pemilihan umum (pemilu) belum dimulai, menanti jawaban dari orang yang ditanya tentang nama jalan yang dituju, biasanya menyenangkan karena informasi yang disampaikan singkat, padat dan jelas.
Â
"Oh Bapak mencari rumah Pak Anu? Bapak berkendara lurus saja di jalan ini. Pas perempatan kedua, belok kanan. Nah di ujung jalan itulah rumah Pak Anu," begitu penjelasan orang yang ditanya.
Kalau sekarang?
"Oh Bapak mencari rumah Pak Anu? Bapak berkendara lurus saja di jalan ini. Pas perempatan kedua ada warung makan bu Ida dan ada baliho caleg partai X memakai baju koko berpeci hitam dan baliho caleg Y yang juga berbaju putih serta baliho capres/cawapres nomor sekian, Bapak bisa belok kanan. Kalau sudah belok kanan, coba lihat baliho warna abu-abu bergambar Caleg partai Z sedang bagi-bagi sembako"
"Di situ rumah Pak Anu?"
"Bukan, rumah Pak Anu masih beberapa rumah lagi. Bapak lewati rumah yang di depannya ada baliho bergambar mamah muda dari partai rengginang. Gambarnya yang sedang menggoreng ikan ya, bukan yang sedang menumis kangkung. Nanti bisa terlewat"
"jadi rumah Pak Anu di samping rumah tersebut?"
"Bapak berkendara sedikit lagi ke ujung jalan,"
"Jadi rumah Pak Anu di ujung jalan?"